TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan ketidaksukaannya dengan kebijakan suku bunga tinggi dari bank sentral AS yaitu Federal Reserved Bank.
Baca:
Trump Kembali Keluhkan Keputusan The Fed Kerek Suku Bunga
Ini karena bank sentral AS terus berupaya menaikkan tingkat suku bunga sehingga menambah biaya ekonomi domestik bagi para pelaku bisnis dan juga konsumen.
Trump berpendapat ekonomi AS tidak mengalami masalah inflasi. Sehingga keputusan the Fed untuk menaikkan suku bunga terus menerus dianggap keputusan yang terlalu cepat.
Baca Juga:
Baca:
“Saya pikir kita tidak harus menaikkannya (suku bunga) dengan cepat,” kata Trump menanggapi pertanyaan soal keputusan the Fed untuk menaikkan suku bunga seperti dilansir CNBC pada Selasa, 9 Oktober 2018 waktu setempat.
Trump menambahkan dia tidak ingin memperlambat kenaikan suku bunga jika ada indikasi inflasi. Dia mengaku belum bicara soal ini dengan gubernur bank sentral Jerome Powell soal keputusan the Fed menaikkan tingkat suku bunga.
Baca:
Menurut Market Watch, the Fed telah menaikkan suku bunga tiga kali sepanjang 2018.
Seperti dilansir Reuters, bank sentral menaikkan tingkat suku bunga acuan sebanyak 0.25 poin pada September 2018. Bank sentral juga mengatakan akan terus menaikkan tingkat suku bunga hingga tahun depan karena ada indikasi pertumbuhan ekonomi yang bagus.
Pegawai bank menghitung uang dolar Amerika Serikat pecahan 100 dolar dan uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di kantor pusat Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan
Pernyataan the Fed ini ditanggapi Trump dengan mengatakan,”Saya merasa khawatir karena mereka sepertinya suka menaikkan tingkat suku bunga. Kita bisa melakukan hal-hal lain dengan uang itu.”
Baca:
Soal kritik Trump kepada Powell ini, pengamat Andrew Brenner mengatakan Trump pernah melakukan ini sebelumnya. “Yang terjadi saat ini adalah Presiden merasa takut tingkat suku bunga yang tinggi bakal melemahkan pasar saham dan dia berupaya mengimbau the Fed untuk melambatkan kenaikan suku bunga,” kata Brenner dari National Alliance.
Trump pernah mengungkapkan ketidak-sukaannya dengan keputusan the Fed menaikkan suku bunga saat wawancara dengan CNBC beberapa waktu lalu. “Trump juga mengatakan kepada para donor sumbangan politik bahwa Powell ternyata bukan bankir yang mendukung kebijakan ‘uang longgar’ seperti yang diharapkannya,” begitu dilansir CNBC.
Tingkat suku bunga yang tinggi ini seiring rendahnya tingkat pengangguran AS dalam 49 tahun dan meningkatnya gaji pekerja di sana. “Tingkat suku bunga masih akomodatif tapi kita mulai bergerak ke tingkat netral,” kata Powell dalam wawancara dengan PBS. “Tapi mungkin kita saat ini masih jauh dari posisi netral.”