Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trump Kritik Sikap The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga, Kenapa?

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden Donald Trump dan Penasihat ekonomi utama Gedung Putih Gary Cohn. businessinsider.com
Presiden Donald Trump dan Penasihat ekonomi utama Gedung Putih Gary Cohn. businessinsider.com
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan tidak senang dengan keputusan bank sentral Federal Reserve menaikkan suku bunga beberapa kali lagi pada tahun ini.

Baca:
Trump Cuit Soal Unjuk Rasa Ekonomi, Ini Kata Kemenlu Iran
Cina Tuding Perang Dagang Trump Bencana bagi Ekonomi Dunia

Trump mengaku merasa khawatir kenaikan tingkat suku bunga acuan itu malah akan menghilangkan capaian ekonomi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mata uang yang kuat, secara umum, membuat ekspor negara terkait menjadi lebih mahal sehingga kurang kompetitif di pasar global.

Pernyataan Trump ini bertentangan dengan tradisi pemerintahan Amerika Serikat, yang cenderung menghindari kritik terbuka terhadap The Fed.

“Saya tidak bahagia soal ini,” kata Trump, seperti tercantum dalam naskah wawancaranya dengan media CNBC, seperti dilansir CNN Money, Kamis, 19 Juli 2018.

Baca:
Ekonomi Eropa Terancam Loyo Akibat Trump Kobarkan Perang
Kebijakan Tarif Impor Baja Trump, Penasihat Ekonomi AS Mundur

Trump menjelaskan, kenaikan suku bunga malah akan membuat nilai tukar dolar menjadi terlalu kuat. Ini justru merugikan kepentingan ekonomi Amerika karena bank sentral Uni Eropa dan Jepang menetapkan tingkat suku bunga yang rendah. “Mata uang Cina malah jatuh seperti batu,” katanya.

Trump menambahkan, "Saya tidak suka melihat semua upaya yang kita lakukan untuk ekonomi lalu melihat suku bunga naik,” ucap Trump.

IMF: Trump Bisa Picu Gejolak Ekonomi Global

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski begitu, Trump menyebut Jerome Powell, Gubernur The Fed, sebagai orang baik. “Saya biarkan mereka melakukan apa yang mereka rasa terbaik,” kata Trump.

Pernyataan Trump ini membuat dolar melemah dari posisi terkuatnya selama setahun terakhir.

The Fed mulai menaikkan suku bunga dari level darurat pada 2015. Powell mengatakan ekonomi cukup kuat bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga secara bertahap. Pada Maret 2018, suku bunga dinaikkan pada kisaran 1,5-1,75 persen.

“Ini luar biasa melihat Trump mengejar Fed seperti ini,” kata Greg Valliere, kepala strategi global di Horizon Investments. “Jika pasar mulai merasa The Fed dimanipulasi secara politik, itu akan menjadi kisah yang buruk. Itu akan memunculkan rasa takut bahwa The Fed tidak akan kuat melawan inflasi.”

Analis lainnya, Viraj Patel, dari ING di London, Inggris, mengatakan, "Kami menduga pernyataan Presiden mengenai tingkat suku bunga Amerika ini akan berdampak pada terhentinya laju nilai tukar dolar.”

Menanggapi kritik ini, Trump membela dirinya dengan mengatakan pernyataannya dalam wawancara dengan CNBC sebagai pernyataan yang sama jika dia seorang warga negara.

“Jadi seseorang akan mengatakan, 'Oh, mungkin Anda seharusnya tidak mengatakan itu sebagai Presiden'. Saya tidak mempedulikan apa yang mereka katakan karena pandangan saya tidak berubah.”

Uniknya, Trump mengkritik kebijakan tingkat suku bunga rendah yang diterapkan bank sentral era Presiden Barack Obama dengan menyebutnya itu malah menciptakan pasar saham yang palsu karena transaksinya menjadi ramai.

Namun belakangan Trump memuji bekas Gubernur The Fed, Janet Yellen, karena telah menerapkan kebijakan suku bunga rendah selama kepemimpinannya di bank sentral pada masa Presiden Obama.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

14 jam lalu

Ilustrasi internet. (abc.net.au)
Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media


Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

15 jam lalu

Pengolahan bijih nikel di smelter feronikel PT Antam Tbk di Kolaka, Sulawesi Tenggara. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

18 jam lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

21 jam lalu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters. REUTERS
Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".


Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Donald Trump. REUTERS
Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.


Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Sri Mulyani mengatakan, realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 sebesar Rp 23,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.


Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [REUTERS / Edgar Su]
Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.


Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.