TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan tidak senang dengan keputusan bank sentral Federal Reserve menaikkan suku bunga beberapa kali lagi pada tahun ini.
Baca:
Trump Cuit Soal Unjuk Rasa Ekonomi, Ini Kata Kemenlu Iran
Cina Tuding Perang Dagang Trump Bencana bagi Ekonomi Dunia
Trump mengaku merasa khawatir kenaikan tingkat suku bunga acuan itu malah akan menghilangkan capaian ekonomi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Mata uang yang kuat, secara umum, membuat ekspor negara terkait menjadi lebih mahal sehingga kurang kompetitif di pasar global.
Pernyataan Trump ini bertentangan dengan tradisi pemerintahan Amerika Serikat, yang cenderung menghindari kritik terbuka terhadap The Fed.
“Saya tidak bahagia soal ini,” kata Trump, seperti tercantum dalam naskah wawancaranya dengan media CNBC, seperti dilansir CNN Money, Kamis, 19 Juli 2018.
Baca:
Ekonomi Eropa Terancam Loyo Akibat Trump Kobarkan Perang
Kebijakan Tarif Impor Baja Trump, Penasihat Ekonomi AS Mundur
Trump menjelaskan, kenaikan suku bunga malah akan membuat nilai tukar dolar menjadi terlalu kuat. Ini justru merugikan kepentingan ekonomi Amerika karena bank sentral Uni Eropa dan Jepang menetapkan tingkat suku bunga yang rendah. “Mata uang Cina malah jatuh seperti batu,” katanya.
Trump menambahkan, "Saya tidak suka melihat semua upaya yang kita lakukan untuk ekonomi lalu melihat suku bunga naik,” ucap Trump.
IMF: Trump Bisa Picu Gejolak Ekonomi Global
Meski begitu, Trump menyebut Jerome Powell, Gubernur The Fed, sebagai orang baik. “Saya biarkan mereka melakukan apa yang mereka rasa terbaik,” kata Trump.
Pernyataan Trump ini membuat dolar melemah dari posisi terkuatnya selama setahun terakhir.
The Fed mulai menaikkan suku bunga dari level darurat pada 2015. Powell mengatakan ekonomi cukup kuat bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga secara bertahap. Pada Maret 2018, suku bunga dinaikkan pada kisaran 1,5-1,75 persen.
“Ini luar biasa melihat Trump mengejar Fed seperti ini,” kata Greg Valliere, kepala strategi global di Horizon Investments. “Jika pasar mulai merasa The Fed dimanipulasi secara politik, itu akan menjadi kisah yang buruk. Itu akan memunculkan rasa takut bahwa The Fed tidak akan kuat melawan inflasi.”
Analis lainnya, Viraj Patel, dari ING di London, Inggris, mengatakan, "Kami menduga pernyataan Presiden mengenai tingkat suku bunga Amerika ini akan berdampak pada terhentinya laju nilai tukar dolar.”
Menanggapi kritik ini, Trump membela dirinya dengan mengatakan pernyataannya dalam wawancara dengan CNBC sebagai pernyataan yang sama jika dia seorang warga negara.
“Jadi seseorang akan mengatakan, 'Oh, mungkin Anda seharusnya tidak mengatakan itu sebagai Presiden'. Saya tidak mempedulikan apa yang mereka katakan karena pandangan saya tidak berubah.”
Uniknya, Trump mengkritik kebijakan tingkat suku bunga rendah yang diterapkan bank sentral era Presiden Barack Obama dengan menyebutnya itu malah menciptakan pasar saham yang palsu karena transaksinya menjadi ramai.
Namun belakangan Trump memuji bekas Gubernur The Fed, Janet Yellen, karena telah menerapkan kebijakan suku bunga rendah selama kepemimpinannya di bank sentral pada masa Presiden Obama.