TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 200 pimpinan organisasi olahraga Palestina mengancam memboikot Puma setelah produsen raksasa perlengkapan olahraga itu memutuskan mensponsori Asosiasi Sepak Bola Israel, IFA. Perusahaan ini menjalin kerja sama dengan IFA selama empat tahun, terhitung Juli 2018.
Dalam sebuah surat terbuka yang diteken oleh 215 klub dan asosiasi olahraga, mereka mengatakan, enam klub sepak bola Israel bermarkas di tanah milik rakat Palestina. "Mereka bermarkas di tanah ilegal hasil mencaplok," bunyi surat yang disiarkan Russia Today, Jumat 22 September 2018.
Baca: Piala Dunia 2018, Israel Salahkan Palestina
Pangeran William dari Inggris menyaksikan siswa sekolah bermain sepak bola di Tepi Barat, Palestina, saat kunjungan kenegaraan pertamanya pada Rabu, 27 Juni 2018. Kensington Palace Twitter
"Pendudukan Israel berkontribusi serius terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Hal itu secara langsung menyebabkan rakyat Palestina tidak bisa bergerak bebas, mengakses sumber alam, membangun rumah dan melakukan kegiatan usaha," salah satu isi butir surat.Pemain sepakbola termahal di Liga Spanyol, Gareth Bale menunjukkan aksinya dalam mengontrol bola saat memberikan pelatihan kepada anak-anak Yahudi dan Arab di Haifa, Israel, 29 Maret 2015. (AP Photo)
Organisasi olahraga Palestina mengklaim bahwa dukungan sponsor Puma sama dengan menutupi aksi brutal Israel meskipun pendudukan Israel terhadap hak rakyat Palestina melanggar hukum internasional seperti dinyatakan dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca: FIFA Larang Presiden Sepak Bola Palestina Terlibat Aktivitas
"Sebagai sponsor internasional utama IFA, Puma dengan sengaja meminjamkan merk dagangnya untuk menutupi pelanggaran hak asai manusia oleh Israel." Organisasi Palestina ini menambahkan, "Kami mendesak Anda membatalkan mensponsori Asosiasi Sepak Bola Israel, IFA, hingga negeri itu mengakhiri pelanggaran terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina."