TEMPO.CO, Jakarta - Iran menyerang pangkalan kelompok oposisi Kurdi di sebelah utara Irak, Sabtu 8 September 2018. Akibat serangan tersebut, tulis Middle Easti Monitor, sedikitnya 11 orang tewas dan melukai puluhan lainnya.
Sumber di Partai Demokratik Kurdistan Iran, PDKI, mengunggah foto dan video ledakan besar di kawasan yang dihuni kaum Kurdi. Markas besar mereka di Koya juga hancur.
Baca: Pemimpin Kurdi: Tidak Boleh Ada Pasukan AS - Turki Masuk Manbij
Para pejuang wanita Iran-Kurdi berkoordinasi dengan pasukan Peshmerga dalam pertempuran melawan kelompok militan ISIS di Bashiqa, dekat Mosul, Irak, 3 November 2016. REUTERS/Ahmed Jadallah
"Menurut laporan sementara, 11 orang tewas dan ada sekitar 20 sampai 30 orang cedera," kata Mayor Jenderal Jabbar Yawar, juru bicara pasukan keamanan Peshmerga Kurdi Irak. "Serangan itu menyasar sebuah konferensi yang digelar oleh kantor politik partai," ucapnya.
Dia menerangkan, serangan itu datang dari arah wilayah Iran, tetapi pemerintahannya belum bisa memastikan, apakah serangan itu berasal dari gempuran udara atau darat.
Kantor Kementerian Luar Negeri Iran tidak dapat dimintai komentarnya. Sementara kantor berita Iran tidak memberitakan insiden serangan tersebut.Seorang pejuang wanita Iran-Kurdi berpakaian militer dalam pertempuran melawan kelompok militan ISIS di Bashiqa, dekat Mosul, Irak, 3 November 2016. REUTERS/Ahmed Jadallah
PDKI membenarkan serangan tersebut melalui akun Twitter. "Iran menggunakan misil jarak jauh dalam melakukan serangan ke basis PDKI dan kamp pengungsi yang letaknya berdekatan dengan markas."
Yawar menguraikan, kawasan yang diserang meliputi kompleks hunian untuk anggota keluarga partai.
Baca: Turki Klaim Iran Dukung Serangan ke Kurdi di Utara Irak
Iran dan Turki, selama ini, kerap melakukan serangkaian serangan ke pangkalan Kurdi di utara Irak. Kelompok yang menuntut kemerdekaan di Irak, Turki dan Iran itu dianggap teroris atau sparatis bersenjata selama bertahun-tahun.