TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menghentikan bantuan dana untuk badan PBB yang mengurus pengungsi Palestina. Pernyataan ini dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS seminggu setelah pemotongan bantuan bilateral AS untuk proyek-proyek di Tepi Barat dan Gaza.
Dilaporkan Associated Press, 1 September 2018, AS memasok hampir 30 persen dari total anggaran dari Badan PBB untuk Pengungsi, United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), dan telah menuntut reformasi pengelolaannya.
Baca: Anggaran UNRWA Dipangkas, Yordania Galang Dana bagi Palestina
Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan tertulis menyatakan "Amerika Serikat tidak akan lagi melakukan pendanaan lebih lanjut untuk operasi cacat yang tidak dapat ditebus ini". Akibatnya keputusan ini memangkas hampir US$ 300 juta atau Rp 4,4 triliun (Kurs Rp 14.758) dari bantuan yang direncanakan.
Seorang guru membagikan buku pada murid baru yang merupakan anak-anak pengungsi pada hari pertama bersekolah di sekolah UNRWA di kamp pengungsian Palestina al Wehdat, di Amman, Yordania, 1 September 2016. REUTERS
Amerika Serikat telah menyumbang US$ 60 juta (Rp 885 miliar) kepada UNRWA pada Januari, menahan $ 65 juta (Rp 958 miliar) lainnya, dari yang dijanjikan sebesar US$ 365 juta (Rp 5,3 triliun) untuk tahun ini. Jumlah yang tersisa, yakni sekitar US$ 290 juta, (Rp 4,2 triliun) belum dialokasikan.
UNRWA merilis sebuah pernyataan yang menolak kritik pemerintahan Trump terhadap UNRWA dan menyatakan penyesalan dan kekecewaan yang mendalam.
Pada 2016, AS menyumbangkan US$ 355 juta (Rp 5,2 triliun) kepada UNRWA, yang memberikan layanan kesehatan, pendidikan, dan sosial kepada warga Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yordania, Suriah, dan Lebanon, dan direncanakan untuk memberikan kontribusi serupa tahun ini.
Seorang wanita pengungsi Palestina meninggalkan pusat distribusi makanan PBB setelah menerima bantuan di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza, 15 Januari 2018. Warga Palestina memprotes keputusan tersebut, yang dapat memperdalam kesulitan di Jalur Gaza. REUTERS
Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dikutip dari Reuters, mengecam keputusan itu sebagai serangan mencolok terhadap rakyat Palestina dan pembangkangan resolusi PBB.
UNRWA yang kini berusia 68 tahun, telah menyediakan layanan kepada sekitar 5 juta pengungsi Palestina di Yordania, Lebanon, Suriah dan Tepi Barat dan Gaza. Sebagian besar adalah keturunan orang-orang yang diusir dari rumah mereka atau melarikan diri dari pertempuran dalam perang 1948 yang mendeklarasikan Israel.
Baca: UNRWA Tak Akan Tutup Sekolah Anak-anak Pengungsi Palestina
Presiden AS Donald Trump dan para pembantunya mengatakan mereka ingin memperbaiki keadaan Palestina, serta memulai negosiasi tentang perjanjian damai Israel-Palestina.
Tetapi di bawah pemerintahan Donald Trump, Amerika Serikat telah mengambil sejumlah tindakan yang telah mengasingkan rakyat Palestina, termasuk pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel.