TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus menyampaikan permintaan maaf atas kejahatan dan skandal yang melibatkan Gereja Katolik di Irlandia. Paus mengatakan para pejabat gereja tidak menanggapi dengan belas kasihan terhadap banyak pelanggaran yang dialami anak-anak dan perempuan selama bertahun-tahun dan bersumpah memperjuangkan keadilan bagi korban.
Pada Minggu 26 Agustus, Paus Fransiskus menyampaikan permintaan maaf dengan keras pada awal Misa di Taman Phoenix Dublin, Irlandia, seperti dilaporkan Associated Press, 27 Agustus 2018.
Baca: Paus Francis Diminta Mengundurkan Diri
Ratusan kilometer jauhnya, para pengunjuk rasa berbaris melalui kota Tuam di Irlandia dan membacakan nama-nama 796 bayi dan anak-anak yang meninggal di panti asuhan yang dikelola gereja Katolik di sana, yang sebagian besar korban meninggal selama tahun 1950-an.
"Elizabeth Murphy, 4 bulan. Annie Tyne, 3 bulan. John Joseph Murphy, 10 bulan," kata pengunjuk rasa untuk mengenang anak-anak yang dimakamkan di kuburan massal tanpa tanda yang ditemukan tahun lalu.
Orang-orang mengangkat tulisan nama anak-anak ketika mereka berkumpul untuk berunjuk rasa di tempat bekas Rumah Tuam bagi ibu yang tidak menikah di County Galway, selama kunjungan ke Irlandia oleh Paus Francis, Minggu, 26 Agustus 2018.(Niall Carson / PA via AP)
Dengan kunjungan akhir pekannya ke Irlandia, Paus Fransiskus menjadi Paus pertama yang mengunjungi negara yang didominasi Katolik dalam 39 tahun terakhir. Pada Sabtu, 25 Agustus 2018, Paus Fransiskus berbicara di hadapan ratusan ribu orang yang menghadiri Misa bahwa dia bertemu dengan para korban dari segala skandal yang melibatkan Gereja Katolik, mulai dari kejahatan seksual, buruh dan agama.
Baca: Paus Fransiskus Tiba di Irlandia, Bertemu Korban Pelecehan Seks
Mereka termasuk orang-orang yang direnggut dari ibu biologis mereka yang tidak menikah saat anak-anak dan secara paksa disiapkan untuk diadopsi. Menanggapi permohonan dari orang yang diadopsi, Paus meyakinkan para ibu yang sudah lanjut usia itu tidak berdosa jika mencari anak-anak yang diambil dari mereka beberapa waktu yang lalu. Selama beberapa dekade, para pejabat gereja mengatakan kepada para perempuan itu sebaliknya.
"Semoga Tuhan menjaga keadaan ini dari rasa malu dan kompromi dan memberi kami kekuatan sehingga ini tidak pernah terjadi lagi, dan bahwa ada keadilan," kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus mengunjungi situs suci Katolik "Knock Shrine" selama kunjungan ke Irlandia, Minggu, 26 Agustus 2018. (Foto Ciro Fusco / Pool via AP)
Irlandia memiliki ribuan orang dewasa yang diadopsi yang diambil saat lahir dari ibu mereka, yang dipaksa untuk tinggal dan bekerja di binatu dan program lainnya untuk "perempuan yang terjerumus".
Dilaporkan Reuters, Paus Fransiskus bertemu secara pribadi selama 90 menit di kedutaan Vatikan dengan delapan korban pelanggaran yang terkait dengan oknum Gereja Katolik.
Dalam sebuah pernyataan, perwakilan dari kelompok Survivors of Mother and Baby Homes mengatakan Paus Fransiskus mengutuk korupsi dan upaya menutupi kejahatan oknum Gereja sebagai "caca", kata Italia dan Spanyol untuk "kotoran manusia".
Setelah paus menggunakan kata itu, penerjemahnya menjelaskan bahwa itu berarti "sesuatu yang benar-benar kotor seperti orang melihat di toilet".
Orang-orang menyaksikan layar raksasa ketika Paus Fransiskus berbicara di situs suci Katolik Irlandia, Knock Shrine, di Knock, Irlandia, Minggu, 26 Agustus 2018.(Foto AP / Peter Morrison)
Seorang juru bicara Vatikan tidak berkomentar mengenai rincian dari apa yang dibahas dalam pertemuan itu. Seorang pejabat Vatikan mengatakan dia tidak terkejut bahwa Paus menggunakan kata itu.
"Kegagalan otoritas gerejawi, uskup, petinggi agama, imam dan lain-lain, untuk menangani kejahatan menjijikkan ini telah menimbulkan kemarahan dan tetap menjadi sumber rasa sakit dan malu bagi masyarakat Katolik," kata Paus Fransiskus.
Baca: Paus Fransiskus: Hukuman Mati Tidak Akan Pernah Diterima
Di Tuam, korban selamat yang tergabung dalam Bon Secours Mother and Baby Home, menyalakan lilin dan menempatkan ratusan pasang sepatu kecil di sekitar peti mati kecil putih di lokasi dekat sebuah area pembuangan akhir di bekas pekarangan rumah di mana bayi dan anak-anak dimakamkan.
Peneliti yang ditunjuk pemerintah Irlandia melaporkan tahun lalu bahwa analisis DNA dari jasad yang dipilih menegaskan usia kematian berkisar antara 35 minggu sampai 3 tahun dan dikubur terutama pada 1950-an. Rumah Tuam, yang dikelola oleh ordo para suster Katolik, ditutup pada 1961.