TEMPO.CO, Jakarta - Laporan terbaru dari sebuah tim monitoring PBB menyebutkan, sekitar 20 ribu hingga 30 ribu anggota militan ISIS meninggalkan Irak dan Suriah setelah mereka kalah perang di sejumlah front.
Rilis PBB yang disampaikan kepada media pada Senin 13 Agustus 2018 itu mengatakan, sejumlah kecil dari mereka antara tiga ribu hingga empat ribu militan ISIS bertahan di Libya, sementara basis pertahanan kunci direlokasi ke Afganistan.
Baca: PBB Sahkan Resolusi Lawan ISIS
Seorang anggota pasukan Libya menyisir bekas markas ISIS di Sirte, Libya, 22 Agustus 2016. Gedung ini dijadikan markas ISIS sebelum pasukan Libya dibantu PBB berhasil memukul mundur kelompok radikal tersebut. REUTERS
Beberapa anggota ISIS mengaku kepada tim monitoring PBB bahwa jumlah anggota mereka di Irak dan ISIS mencapai 20 ribu hingga 30 ribu bersifat individu. Mereka sengaja disebar ke kedua negara tersebut.
"Di antara mereka, berjumlah ribuan, aktif sebagai teroris di beberapa negara," kata tim monitoring PBB seperti dikutip Al Jazeera, Selasa 14 Agustus 2018.
Tim monitoring PBB ini bersifat independen yang membuat laporan setiap enam bulan sekali. Selanjutnya, laporan tersebut disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai ISIS atau al-Qaeda.Umat Kristen Suriah Adakan Misa Untuk Perrtama Kali DI Markas ISIS
ISIS, kelompok bersenjata yang ingin mendirikan Khalifah, pemerintahan Islam dengan wilayah Irak, Suriah dan di luar kedua negara tersebut.
Baca: PBB: ISIS Gunakan 100 Ribu Warga Sipil untuk Tameng di Mosul
Pada awal 2014, mereka berhasil mengambil alih Kota Raqqa di Suriah dan mendeklarasikan sebagai ibu kota ISIS. Beberapa bulan kemudian, kelompok ini menguasai Mosul, Irak, tempat pemimpin Abu Bkr al-Baghdadi mendeklarasikan Kekhalifahan pada Juni 2014.