TEMPO.CO, Mosul - Organisasi teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menggunakan 100 ribu warga sipil sebagai tameng manusia di Mosul. Hal itu disampaikan pejabat PBB kepada media, Jumat, 16 Juni 2017.
"Lebih dari 100 ribu warga sipil masih ditahan di kota tua," kata Bruno Geddo, dari badan urusan pengungsi PBB (UNHCR) perwakilan di Irak, dalam acara jumpa pers di Jenewa.
"ISIS menggunakan mereka sebagai tameng manusia," ujar Geddo menambahkan. "Pasukan keamanan Irak dan koalisi terpaksa mengendurkan serangan guna menghindari korban sipil."
Baca: Rusia Duga Pemimpin ISIS Al-Baghdadi Tewas dalam Serangan Udara
Pasukan Irak didukung oleh koalisi pimpinan Amerika serikat melakukan serangan gencar untuk mengusir ISIS dari Mosul. Kelompok teroris ini sebelumnya menguasai kawasan di utara Irak.
ISIS dikabarkan telah membunuh sedikitnya 17 tentara Irak di sebelah utara Kota Mosul pada Ahad, 21 Mei 2017.
Media Peninsula Qatar melaporkan, seorang pelaku melilitkan bom di badannya dan menyerang kendaraan berisi pasukan Irak barat daya Mosul, sehingga menyebabkan enam tentara tewas dan melukai empat korban lainnya.
"Tiga tentara juga tewas ketika pelaku bom bunuh diri lainnya meledakkan bom di kendaraannya di Distrik al-Najjar," kata pejabat Irak yang tak bersedia disebutkan namanya.
MONITOR | PENINSULA QATAR | CHOIRUL AMINUDDIN