TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho, dijadwalkan berkunjung ke Iran pada Selasa 7 Agustus.
Ri dijadwalkan ke Teheran saat Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap Iran setelah AS mundur dari kesepakatan nuklir Iran pada 2015.
Baca: Amerika: Bank Asal Korea Utara Masuk Daftar Hitam
Amerika Serikat baru-baru ini juga menjatuhkan sanksi kepada sebuah bank asal Korea Utara dan eksekutifnya, sebuah bank Rusia dan sebuah perusahaan asal Cina. Sanksi baru ini dijatuhkan untuk menutup aliran sumber pendapatan ilegal Korea Utara.
Menlu Korea Utara akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Laporan itu tidak memberikan rincian apa pun yang akan dibahas.
Dilaporkan Channel News Asia, 5 Agustus 2018, Ri diyakini telah bertemu dengan delegasi Iran selama pertemuan Gerakan Non-Blok di Baku, Azerbaijan pada April lalu, menurut Kantor Berita Korea Utara, KCNA.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.[REUTERS]
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga di Singapura awal pekan ini menghadiri KTT ke-51 ASEAN dan untuk menandatangani perjanjian persahabatan dengan blok ASEAN, seperti dikutip dari Tehran Times.
Ri Yong Ho yang juga hadir di KTT ASEAN di Singapura, mengecam Amerika Serikat atas keputusan untuk mempertahankan sanksi terhadap Korea Utara.
Baca: Ingkar Janji, Korea Utara Belum Hentikan Program Senjata Nuklir
Hubungan dua negara semakin erat terlebih ketika delegasi Korea Utara juga menghadiri pelantikan Presiden Hassan Rouhani pada Agustus 2017. Sementara para ahli di PBB menyatakan keprihatinan atas kerjasama kedua negara di masa lalu.
Dilansir dari Radio Free Europe/Radio Liberty, sebuah laporan PBB pada 2017 menyebut ada pemasok senjata Korea Utara yang tinggal di Teheran dan kesamaan yang terlihat antara desain rudal di kedua negara, khususnya rudal Shabab-3 dan Khorramshahr Iran serta senjata Nodong dan Musudan Korea Utara.