TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menginginkan militer segera membangun satu angkatan perang baru yaitu Angkatan Luar Angkasa untuk memastikan dominasi AS di antariksa.
Baca:
Namun, rencana Trump ini kurang mendapat dukungan dari Pentagon. Menteri Pertahanan Jim Mattis dikabarkan mengatakan pembentukan angkatan baru akan menambah birokrasi dan biaya.
“Pentagon mengakui kebutuhan untuk memperbaiki pendekatannya yang banyak dikritik soal cara melindungi ekonomi AS dan kepentingan di luar angkasa dan sedang bergerak ke arah itu,” begitu dilansir media ABC News mengutip AP pada Sabtu, 4 Agustus 2018.
Pemerintahan Trump bakal mengumumkan pada pekan depan hasil dari studi Pentagon soal perlunya dibentuk angkatan baru yaitu Angkatan Luar Angkasa untuk mengkonsolidasi semua kekuatan tempur luar angkasa.
Studi Pentagon itu juga bakal membuat perubahan organisasi yang dibutuhkan untuk mendukung angkatan baru ini, yang membutuhkan persetujuan Kongres untuk pembentukannya. Ada kemungkinan keputusan soal ini baru dibahas Kongres pada tahun depan.
Mattis mengatakan dibutuhkan perencanaan detil yang banyak soal pembentukan Angkatan Luar Angkasa ini. Dia bersepakat dengan politikus kunci Partai Republik di Capitol Hill yaitu Senator James Inhofe, yang merupakan anggota Komite Angkatan Bersenjata di Senat.
Inhofe diketahui menolak rencana pembentukan sebuah Angkatan Luar Angkasa yang terpisah tapi setuju dengan pembentukan Komando Luar Angkasa, yang bernaung di bawah Angkatan Udara. Komando ini mengelola semua penggunaan kekuatan pasukan luar angkasa yang ada seperti satelit militer.
MOIRE, Satelit Intelijen Baru Amerika
Juru bicara Pentagon, Dana W. White, mengatakan konsolidasi fungsi kekuatan luar angkasa dibutuhkan untuk memastikan,”Kita bergerak sesuai kecepatan dan kebutuhan. Luar Angkasa merupakan domain tempur gabungan yang harus di dominasi AS.”
Pada Selasa pekan ini, Trump kembali mengulangi perintahnya kepada Pentagon untuk memulai pembentukan pasukan Angkatan Luar Angkasa sebagai cabang baru militer. Ini membuka kemungkinan Pentagon menyiapkan kader ahli yang menjadi korps pasukan luar angkasa dan bernaung di bawah Angkatan Udara dan bukannya sebuah angkatan terpisah.
Pada Jumat, 3 Agustus 2018, Trump memuji nama-nama astronot NASA yang bakal terbang ke orbit menggunakan layanan kapsul swasta. “Kita memiliki sejumlah fasilitas terbaik dunia dan mengizinkan pihak swasta untuk membayar dan menggunakannya,” kata Trump. “Hal yang menggairahkan terjadi. Pasukan Luar Angkasa,” cuit Trump lewat akun @realdonaldtrump.
Baca:
Soal ini, Brian Weeden, yang merupakan veteran AU dan direktur program perencanaan Secure World Foundation, mengaku mendukung penggunaan luar angkasan untuk tujuan damai. Dia mengatakan,”Saat ini belum ada proposal kongkrit mengenai Angkatan Luar Angkasa seperti apa dan apa yang akan dikerjakannya.”
CNET melansir Angkatan Luar Angkasa ini menjadi angkatan keenam dari angkatan yang ada. Kementerian Pertahanan dikabarkan mulai membuat tiga dari empat elemen Angkatan Luar Angkasa ini.
Elemen ini seperti lembaga bersama untuk pengadaan berbagai satelit militer, dan komunitas tempur baru yang menggabungkan semua operator luar angkasa dari berbagai angkatan. Rencana ini tertuang dalam draf laporan 14 halaman yang dibuat oleh Wakil Menhan Patrick Shanahan, yang akan dikirim kepada Kongres pada Rabu pekan depan.