TEMPO.CO, Jakarta - Warga Iran turun ke jalan-jalan utama di Ibu Kota Teheran, Kamis 2 Juli 2018, setelah mereka merasa kondisi ekonomi lesu, inflasi naik dan biaya hidup tinggi. Demikian siaran berita disampaikan Anadolu.
Laporan Middle East Monitor mengatakan, para pengunjuk rasa berkumpul di Lapangan Neydan-e Vali Asr sambil meneriakkan yel-yel dan membakar tong sampah sebagai ekspresi ketidakpuasan kondisi ekonomi di sana.
Baca: Demonstrasi Pecah di Kota-kota Besar di Iran, 52 Orang Ditangkap
Orang-orang ikut serta dalam demonstrasi pro-pemerintah, Iran, 3 Januari 2018. Kantor Berita Tasnim/REUTERS
Beberapa hari lalu, unjuk rasa pecah di Kota Ishafan selanjutnya menjalar ke sejumlah kota lain termasuk Meshed, Shiraz dan Teheran.
"Iran saat ini berhadapan dengan tantangan ekonomi sulit, termasuk meningkatnya pengangguran dan melemahnya mata uang. Hal itu akibat sanksi yang diterapkan Amerika Serikat," tulis Middle East Monitor.Suasana aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa terkait krisis ekonomi, di Teheran, Iran, 30 Desember 2017. AP
Banyak pengusaha maupun importir Iran mengalami kesulitan akibat lemahnya mata uang terhadap mata uang asing yang mereka butuhkan untuk membayaar komoditi impor.
Baca: 12 Orang Tewas dalam 5 Hari Demonstrasi Besar di Iran
Amerika Serikat memutuskan memperpanjang sanksi ekonomi kepada Iran terkait dengan program nuklir yang dijalan oleh Teheran.