TEMPO.CO, Jakarta -Sedikitnya 12 orang tewas dalam demonstrasi besar di Iran yang sudah memasuki hari kelima. Aksi protes ini dipicu oleh tingginya biaya hidup dan ketidakbecusan pemerintah.
Menurut media setempat yang dilaporkan oleh Aljazeera, 2 Januari 2018, sebanyak enam orang tewas di kota Twiserkan, provinsi Hamedan, dan tiga di Shahin Shahr, di provinsi Esafan. Seorang lain ditemukan tewas di kota Izeh, dan dua lainnya di Dorud, Iran bagian barat pada hari Sabtu, 30 Desember 2017.
Baca: Iran: Demonstran Bayar Mahal Jika Melanggar Hukum
Belum ada penjelasan resmi tentang penyebab kematian 12 orang itu.
Sementara, 400 telah ditangkap gara-gara mengikuti aksi demo memprotes pemerintahan Presiden Iran, Hassan Rouhani.
Aksi demo pecah di sejumlah kota termasuk Teheran, ibukota Iran pada hari Senin, 25 Desember 201. Mereka menuntut perbaikan perekonomia dipicu oleh mahalnya harga pangan, inflasi yang tinggi dan pemerintahan yang dinilai korup.
Warga Iran tadinya berharap dengan pencabutan sanksi dunia terhadap Iran sehubungan program senjata nuklirnya dihentikan, akan menghapus masalah finansial negara itu.
Ternyata hidup malah semakin berat.
Baca: Iran Blokir Telegram, Pavel Durov Blokir Kanal Amadnews
"Hal ini lebih baik daripada diam," kata Milad, seorang demonstran kepada AlJazeera dengan sepasang matanya merah terkena gas air mata.
Sampai hari ini demo masih berlangsung. Presiden Rouhani menyerukan seluruh warga Iran bersatu dan menyatakan berdeemo adalah hak setiap warga.
"Kita negara merdeka, dan berdasarkan Konstitusi dan hak-hak warga negara, orang-orang sepenuhnya merdeka untuk menyampaikan kritik dan bahkan protes mereka. Namun Rouhani menegaskan, dirinya tidak mentolerir aksi kekerasan terjadi di Iran.