TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya dua pemburu badak ilegal tewas diserang singa di Sibuya Game Reserve, sebuah cagar alam di Afrika Selatan. Insiden itu terungkap setelah seorang petugas di sana menemukan jenazah manusia di dekat kandang singa pada Selasa, 3 Juli 2018, waktu setempat.
"Kami menduga dua orang tewas, mungkin tiga," kata pemilik Sibuya Game Reserve, Nick Fox, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 5 Juli 2018.
Baca: Hari Badak Nasional, WWF: Badak Indonesia Kritis
Seekor badak putih selatan, dibius dan ditutup matanya, sebelum dilepasliarkan di Okavango Delta, Botswana, 21 September 2017. Foto karya Neil Aldridge ini menjadi pemenang pertama dalam kategori Environment. Neil Aldridge via World Press Photo
Baca: Cegah Perburuan, Kebun Binatang Republik Cek Gergaji Cula Badak
Dugaan adanya tiga orang yang tewas itu karena di tempat kejadian ditemukan tiga pasang sepatu dan sarung tangan. Polisi yang tiba di lokasi untuk mengamankan jasad-jasad tersebut juga menemukan senapan dan kampak. Penemuan-penemuan itu kemudian berujung pada kesimpulan mereka yang tewas adalah para pemburu badak yang selama ini meresahkan para pencinta alam di Afrika Selatan.
"Kami pikir mereka pasti pemburu badak dan kampak mereka menegaskan kecurigaan ini. Mereka menggunakan senapan untuk menembak binatang dan kapak untuk menghilangkan culanya," kata Fox.
Fox mengakui mendengar auman singa yang tidak biasa pada Senin pagi, 2 Juli 2018.
Afrika Selatan adalah rumah bagi lebih dari 80 persen badak dunia yang populasinya hampir habis oleh perburuan. Banyak pembeli berasal dari Vietnam dan Cina karena di negara itu cula badak dijadikan bahan bagi pengobatan tradisional. Pada 2017, ada lebih dari 1.000 badak tewas di Afrika Selatan tahun lalu.