TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Malaysia, Awang Azman mengkritik ajakan bekas Perdana Menteri Najib Razak agar pengurus Partai Umno, United Malays National Organization, bertobat setelah kalah pada pemilu 9 Mei 2018.
Awang beralasan pernyataan Najib, yang disampaikan pada sebuah acara Umno di basisnya yang dipimpin Najib, tidak menggambarkan kepemimpinan Najib sendiri saat memimpin partai itu.
Baca:
Najib Razak Mengaku Tidak Tahu Menahu Soal Penggelapan Dana 1MDB
Kalah Pemilu, Najib Razak Minta Partai Umno Tobat Uang Politik
“Najib tidak memiliki rekam jejak yang memadai karena tidak mengamalkan apa-apa yang dia katakan itu,” kata Awang kepada Tempo lewat aplikasi Whats App pada Sabtu, 30 Juni 2018.
Awang, yang bergelar doktor dari University of Malaya, mengatakan selama ini banyak kritikan masyarakat terhadap nilai dan praktek dari kepemimpinan Najib Razak selama menjadi Presiden Umno. “Pernyataan itu tidak lebih dari pada pernyataan seorang ahli politik yang membangun citra di hadapan publik,” kata dia.
Awang menanggapi pernyataan Najib, yang meminta para pemimpin dan anggota Partai Umno untuk berhenti bermain politik uang (money politics). Dia mengatakan Umno, yang pernah berkuasa 60 tahun itu, kalah terhadap koalisi Pakatan Harapan, yang justru tidak menggunakan banyak uang kampanye pada pemilu kemarin.
Baca:
Mahathir Mohamad: Kasus Anwar Ibrahim Beda dengan Najib Razak
Cabut Gugatan, Bekas PM Malaysia Najib Razak Bayar Rp 70 juta
“Mungkin Tuhan ingin mengajarkan kita pelajaran mengenai kelemahan kita. Kita harus bertobat dan memperbaiki cara-cara kita,” kata Najib sambil mengakui dia telah melakukan kesalahan karena tidak melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu, 30 Juni 2018.
Najib mengatakan ini saat membuka pertemuan regional delegasi Umno divisi daerah Pekan di Sultan Haji Ahmad Shah Conventionl Hall. Dia mendesak para pemimpinan partai dan anggota untuk mau berkorban dan tidak menggunakan partai sebagai sumber pendapatan mereka.
Pakatan Harapan mengangkat isu skandal dugaan korupsi 1MDB, pengekangan kebebasan publik, dan harga-harga barang yang naik karena kebijakan pajak baru.
“Pada pemilu kemarin, kita kalah melawan partai yang tidak menghabiskan banyak uang. Kita bahkan tidak tahu dimana letak kantor cabang mereka. Kantor mereka paling cepat tutup. Tapi saat kita berkumpul di kantor-kantor kita, tetap saja kita kalah,” kata Najib.
Najib lalu melanjutkan pidatonya. “Ketika kita tidak dibayar, kita merasa terganggu. Ketika uang dibagikan, kita sebut tidak menerima uang,” kata Najib mengkritik perilaku politisi Umno.
Menurut Najib,”Ada kandidat calon anggota parlemen yang menyimpang uang yang seharusnya digunakan untuk kampanye. Bagaimana kita tidak kalah? Dengan perilaku seperti itu, kita menjadi penyebab kekalahan partai kita sendiri.”