TEMPO.CO, Jakarta - Istri Perdana Menteri Israel, Sara Netanhayu, didakwa atas kasus penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan. Dakwaan ini diumumkan Kementerian Kehakiman Israel pada Kamis, 21 Juni 2018, seperti dilansir Reuters pada Jumat, 22 Juni 2018.
Sara bersama mantan Wakil Direktur Kantor Perdana Menteri Israel, Ezra Saidoff, dituduh telah memesan jasa katering ke rumah dinas Netanhayu dengan menggunakan uang negara sebesar US$ 100 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar. Kejadian ini berlangsung sekitar 2010 dan 2013. Jika terbukti bersalah, Sara terancam menghadapi hukuman penjara 5 tahun. Tim pengacara Sara menyebut tuduhan ini absurd dan tidak masuk akal.
“Istri Perdana Menteri bukan seorang pegawai negeri yang bahkan tidak tahu prosedurnya. Dia telah berbicara dengan jujur saat dites dengan alat tes kebohongan,” kata tim pengacara Sara.
Baca: PM Israel Netanyahu Kesandung 2 Kasus Korupsi
PM Israel Netanyahu, Sara (istri), dan pengusaha Shaul Elovitch, pemilik saham mayoritas perusahaan telekomunikasi Bezeq. Haaretz. Eyal Toueg, Mark Israel Salem
Baca: Jaksa Israel Rekomendasikan Benjamin Netanyahu Korupsi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanhayu telah membantah segala tuduhan terhadap istrinya. Meskipun Perdana Menteri tidak disebutkan terlibat dalam kasus ini, dakwaan terhadap istrinya dapat merusak citranya di hadapan publik.
Sejak Benjamin Netanhayu menjabat Perdana Menteri pada 1996-1999 dan menjabat lagi tahun 2009, istrinya telah berada di bawah pengawasan karena gaya hidupnya yang dianggap mewah. Sudah sejak lama keluarga Netanhayu telah mendapat tuduhan miring.
Istri Netanhayu ini telah dituduh menggunakan uang negara untuk menunjang seleranya terhadap barang-barang mewah. Sara juga dituntut dengan dugaan melakukan perilaku kasar terhadap stafnya. Pada Februari 2016, seorang mantan karyawan memenangi perkara di pengadilan atas perilaku kasar Sara terhadapnya.
REUTERS | INDEPENDENT.CO.UK | INSAN QURANI