TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengecam keputusan rezim Suriah karena mengakui dua wilayah yang memisahkan diri dari Georgia dan membangun hubungan diplomatik dengan mereka.
"Amerika Serikat sangat mengutuk niat rezim Suriah untuk menjalin hubungan diplomatik dengan wilayah Georgia yang diduduki Rusia di Abkhazia dan Ossetia Selatan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Heather Nauert, dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Reuters, 31 Mei 2018.
“Daerah-daerah ini adalah bagian dari Georgia. Posisi Amerika Serikat di Abkhazia dan Ossetia Selatan tak tergoyahkan,” kata pernyataan resmi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Baca: Ukraina Bantah Jurnalis Rusia Tewas, Dia Tampil di Depan Publik
Sengketa ini adalah ketegangan terbaru dalam hubungan AS-Rusia, khususnya di Suriah. Rusia telah memberikan dukungan militer bagi pasukan Presiden Bashar al-Assad dalam perang sipil Suriah selama tujuh tahun yang telah menewaskan setengah juta orang dan mendorong lebih dari setengah populasi mengungsi.
Pada Selasa 29 Mei, Georgia mengatakan akan memutus hubungan diplomatik dengan Suriah setelah Damaskus mengakui kedua wilayah itu sebagai negara merdeka.
Rusia, Nikaragua, Venezuela dan Nauru sebelumnya mengakui kemerdekaan Abkhazia dan Ossetia Selatan, keduanya memisahkan diri dari Georgia setelah runtuhnya Uni Soviet.
Setelah pertempuran di awal 1990-an, Georgia dan Rusia berperang di wilayah itu pada Agustus 2008.
Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mendukung Georgia dalam menyebut operasi Rusia sebagai perampasan lahan tanpa busana. Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menjanjikan keamanan dan dukungan ekonomi yang lebih kuat bagi Georgia. Dia juga meminta Rusia untuk menarik pasukannya dari Abkhazia dan Ossetia Selatan di bawah perjanjian gencatan senjata yang dalam perang 2008.
"Kami sepenuhnya mendukung kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Georgia dalam batas-batas yang diakui secara internasional, dan menyerukan semua negara untuk melakukan hal yang sama," kata Nauert.
Baca: Presiden Rusia Resmikan Jembatan Crimea, Terpanjang di Eropa
Aneksasi Moskow 2014 di wilayah Crimea di timur Ukraina juga telah menyebabkan perang di sana antara separatis pro Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dalam tiga tahun terakhir.