TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota parlemen Iran mengatakan penduduk di empat provinsi Iran berisiko menghadapi bahaya kelaparan. Mohammad Naim Aminifard, yang merupakan perwakilan legislatif dari Provinsi Sistan dan Baluchestan, membuat pernyataan ini selama berpidato di gedung parlemen pada Minggu, 27 Mei 2018.
Aminifard menjelaskan, “Orang-orang di Provinsi Sistan dan Baluchestan, Hormozgan, Bushehr, serta Khorasan Selatan menghadapi risiko kelaparan karena kemiskinan,” seperti dilansir Labour News Agency yang dikutip Middle East Monitor, Senin, 28 Mei 2018.
Baca: Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi ke Perwira Garda Revolusi Iran
"Sebanyak 75 persen penduduk Sistan dan Baluchestan menghadapi risiko kelaparan. Provinsi ini menempati peringkat terendah di Iran dalam hal distribusi pendapatan nasional," ujar Aminifard.
"Kurangnya modal dan kekeringan yang telah berlangsung selama 18 tahun telah menyebabkan tingkat ketahanan pangan menurun drastis di Provinsi Sistan dan Baluchestan."
Tunawisma tinggal di dalam slot makam yang tidak terpakai di dekat Teheran. Foto : SaeedGholamHoseini
"Desa-desa di provinsi ini menghadapi krisis besar dalam hal ketersediaan air bersih dan roti,” tutur Alim Yarmohammadi, perwakilan dari Kota Zahedan, yang berbatasan dengan Provinsi Sistan dan Baluchestan.
Rakyat Iran menuduh pemerintah membuang sumber daya negara untuk intervensi militer di negara-negara seperti Suriah, Yaman, dan Irak.
Baca: Amerika Serikat Ajukan 12 Tuntutan, Rouhani: Anda Ini Siapa?
Ancaman kelaparan ini juga disebabkan oleh sanksi ekonomi yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Iran. Menurut data Council on Foreign Relations, 25 Mei 2018, Amerika Serikat membekukan dana Iran di Amerika Serikat dan negara sekutu sebesar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 83,8 triliun, menyebabkan suku cadang untuk sektor minyak dan petrokimia merugi serta embargo perdagangan ke Iran.