TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Indonesia mempertahankan Kedutaan Besar Indonesia di Suriah atau KBRI adalah untuk melindungi WNI. Sebab meski negara itu sedang dikecamuk perang sipil, pengiriman TKI ilegal ke Suriah masih saja terjadi.
Miranda Mukhlis, Pejabat Konsuler, Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Damaskus, mengatakan kepada Tempo, WNI yang ada di Suriah sebagian besar adalah TKI ilegal atau korban Tindak Pidana Perdagangan Orang atau TPPO. Berdasarkan data dari Departemen Imigrasi Suriah, sekitar dua ribu lima ratus WNI masih berada di Suriah.
“Jika pengiriman TKI ilegal terus dilakukan, program nasional repatriasi WNI Suriah belum diketahui kapan akan berakhir,” kata Miranda, Kamis, 5 April 2018.
Baca: Perdagangan Indonesia--Suriah Tetap Jalan meski Ada Perang
Indonesia mempertahankan KBRI Damaskus untuk melindungi para WNI yang bertahan di negara perang itu, khususnya untuk melindungi para korban TPPO. Dokumen: KBRI Damaskus
Baca: Trump: Saya Mau Keluar dari Suriah
Data Kaleidoskop 2017 Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, mencatat Suriah adalah negara ke empat dengan jumlah WNI terbanyak yang menjadi korban TPPO, setelah Malaysia, Cina dan Emirat Arab. Terhitung sejak Oktober 2014 hingga Oktober 2017, ada 160 WNI menjadi korban TPPO di Suriah.
“Kami adalah perwakilan citizen service, perlindungan WNI, kalau KBRI tidak ada, bagaimana nasib TKW Indonesia. Bisnis perdagangan orang sangat menggiurkan. Tidak peduli sakit atau baru hamil atau sakit jiwa. Yang penting untung,” kata Makhya Suminar, Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler I (PF Protkons) KBRI Damaskus.
Selain WNI yang menjadi korban TPPO, KBRI Damaskus juga harus menangani WNI yang ditahan dengan dugaan keterlibatan dalam kelompok radikal. Dalam data kaleidoskop 2017 Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, terhitung sejak 2015 total KBRI Suriah menangani 29 WNI yang terlibat kasus ini.
Sedangkan sejak 2012 hingga 2017, Indonesia total telah mengevakuasi WNI dari Suriah sebanyak 13.542 orang. Pada April 2018, Indonesia memiliki 28 staf yang bertugas di KBRI Damaskus.