TEMPO.CO, Jakarta - Turki memperingatkan Prancis atas sikapnya mendukung milisi Kurdi di Suriah. Menurut Wakil Perdana Menteri Turki, Bekir Bozdag, dukungan Prancis itu memberikan legitimasi terhadap kaum teroris.
"Dukungan Prancis terhadap milisi Kurdi di Suriah itu sama dengan pengakuan terhadap keberadaan kelompok teroris," kata Bozdag, Jumat, 30 Maret 2018, seperti dikutip Middle East Monitor.
Baca: Erdogan Komplain ke Macron Soal Operasi Militer Turki di Afrin
Turki dan militan FSA memasuki Kota Afrin city pada Ahad, 18 Maret 2018, menyusul kekalahan pemberontak YPG. [Turkish Armed Forces/Twitter]
Presiden Emmanuel Macron, pada Kamis, 29 Maret 2018, mengatakan, Prancis memberikan dukungan kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi oleh Kurdi YPG untuk menstabilkan wilayah di Timur Laut Suriah dari sergapan ISIS.
"Mereka yang bekerja sama dan memberikan solidaritasnya kepada kelompok teror akan berhadapan dengan Turki. Mereka itu seperti teroris dan bakal menjadi target Turki," kata Bozdad melalui akun Twitter. "Kami berharap Prancis tidak mengambil langkah tak masuk akal," tambahnya.Erdogan mengatakan pasukan Turki dan sekutunya di Suriah berada di 6 kilometer Afrin pusat. [Khalil Ashawi/Reuters]
Kurdi melancarkan operasi militer ke wilayah Utara Suriah, Afrin, pada 20 Januari 2018, dengan sandi Operasi Ranting Zaitun. Operasi militer ini dimaksudkan untuk mengusir kaum militan Kurdi yang ada di kota tersebut. Menurut penilaian Turki, Kurdi adalah kaum teroris yang harus diperangi.
Baca: Demi Kurdi, Pasukan Amerika Serikat vs Turki Perang di Suriah
Saat ini, pasukan Turki dibantu milisi Tentara Pembebasan Suriah (SFA) mengklaim telah menguasai seluruh wilayah Kota Afrin dan akan melanjutkan pengejaran terhadap Kurdi YPG di Kota Manbij, basis militer Amerika Serikat untuk berperang melawan ISIS.