TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rodrigo Duterte, Senin, 19 Maret 2018, bertemu dengan salah seorang utusan keluarga Kerajaan Arab Saudi di Istana Malacanang, Manila, untuk mendiskusikan kerja sama memerangi terorisme.
"Kami membahas bagaimana meningkatkan kerja sama melawan terorisme dan pengiriman tenaga kerja Filipina ke Kerajaan," kata Duterte kepada wartawan seperti dikutip GMA News Online, Senin.
Baca: Tak Bayar Gaji, Filipina Gugat Perusahaan Arab Saudi
Ucapan Kontroversial Duterte
Juru bicara Istana Malacanang, Harry Roque, mengatakan, pertemuan antara Presiden Duterte dengan Pangeran Abdulazis bin Saud bin Naif berlangsung hangat dan mendalam.
"Bapak Presiden juga mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia Pangeran seraya menegaskan komitmen Filipina untuk mengalahkan dan menghancurkan tulang punggung terorisme serta kekerasan ekstrimisme lainnya."
Pangeran Abdulazis yang juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, kata Roque, menyampaikan rasa hormat yang mendalam dari Raja Salman atas tindakan tegas Presiden Duterte sehingga Marawi terbebas dari ekstrimis dan teroris.Tentara pemerintah beristirahat di depan sebuah bangunan yang rusak di jalan Sultan Omar Dianalan di distrik Mapandi di kota Marawi, Filipina selatan, 13 September 2017. REUTERS
Pada pertemuan tersebut, Duterte juga menekankan keinginannya meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk keamanan dan investasi serta kesejahteraan sekitar satu juta warga Filipina yang bekerja di Arab Saudi.
Baca: Pekerja Filipina Dilecehkan, Duterte Ingatkan Kuwait: Harga Diri
Sebelumnya, Presiden Duterte mengancam menghentikan pengiriman tenaga kerja ke negara-negara Arab atas nama harga diri bangsa Filipina terkait dengan kematian Joanna Demafelis yang mayatnya ditemukan di dalam lemari es di apartemen kosong di Kuwait.