TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Xi Jinping dipuja sebagai sosok suci lengkap dengan kuil pemujaan oleh warga desa Liangjiahe, desa yang pernah ditinggali Xi Jinping saat muda, tepatnya di masa Revolusi Kebudayaan Cina. Warga desa itu bahkan menyetarakan Xi dengan Mao Zedong, Vladimir Lenin atau Kim Il Sung.
Seperti dilansir CNN pada 18 Maret 2018, mural sederhana Xi yang dilukis di sisi dinding berdebu di desa kecil ini adalah kuil modern. Selain itu tampak potret masa muda Xi di rumah yang pernah menjadi tempat tinggalnya di era 1960-an hingga awal 1970-an. Saat itu Xi bekerja sebagai kader Partai Komunis muda.
Baca: Kongres Hapus Masa Jabatan, Xi Jinping Pimpin Cina Seumur Hidup
Berkat Xi, desa itu berubah menjadi semacam taman hiburan, didedikasikan untuk meningkatkan mitos yang menggambarkan Xi sebagai pujaan banyak orang.
Untuk mengunjungi desa tempat kuil Xi itu, orang-orang akan dikenai biaya sebesar 60 yuan atau sekitar Rp 130 ribu. Pengunjung akan ditemani pemandu wisata yang siap mengantar untuk menunjukkan di mana Xi tidur, sumur yang dia bantu gali, dan untuk mendengar cerita tentang betapa baiknya dia.
Xi berada di Liangjiahe yang kecil dan miskin. Ia dikirim oleh Mao Zedong pada masa Revolusi Kebudayaan. Dia bertugas untuk mengurusi orang-orang muda di desa miskin di Cina pada 1966-1976. Namun dia bukan anggota Garda Merah, kelompok yang bertanggung jawab atas kekerasan yang menandai tahun-tahun awal Revolusi Kebudayaan.
Baca: Xi Jinping Larang Penggunaan Huruf 'N' Di Cina
Mao menginginkan penduduk kota yang baik seperti Xi, yang merupakan putra seorang pejabat tinggi untuk merasakan betapa sulitnya kehidupan bagi petani miskin.
Kini, ribuan anggota Partai Komunis yang ambisius berduyun-duyun ke situs ini setiap bulan, sangat ingin menunjukkan bahwa mereka ingin belajar dari pengalaman orang yang paling penting dalam beberapa dekade.
"Yang kami butuhkan hanyalah Ketua Mao dan Presiden Xi," kata seorang pengunjung, yang menolak memberikan namanya, namun mengatakan bahwa dia sudah pernah mengunjungi taman tersebut beberapa kali.
Saat mengelilingi desa itu, pengunjung akan disuguhkan dengan pengisahan kebaikan Xi hampir dari semua penduduknya.
Baca: Xi Jinping Abaikan Kader Muda Dalam Jajaran Petinggi Partai
Desa tersebut kini merasakan dampak positif dari pemujaan mereka terhadap Xi. Dulu tidak ada air mengalir, kini desa itu menjadi semakin modern, jalan-jalan telah diaspal, penanaman pohon dan ramia dengan pengunjung. Vendor yang menjual banyak hal, mulai dari es krim sampai tembikar buatan tangan pun telah dibangun.
Desa tersebut telah menjadi contoh sempurna pemujaan terhadap Xi yang berkembang sejak menguasai Partai Komunis di akhir tahun 2012. Inilah alasannya, menurut para ilmuwan, Xi telah berhasil dalam mengkonsolidasikan kekuatan politiknya.
Pada hari Sabtu lalu, 18 Maret 2018, Xi memulai masa jabatan keduanya. Dia akan menjadi presiden seumur hidup Cina setelah parlemen negara itu menghapus klausul konstitusional yang membatasi masa jabatan presiden.
Kritikus berpendapat bahwa ini adalah kembalinya masa pemerintahan di tangan satu orang, yakni Xi Jinping yang belum pernah terjadi sejak era Mao