TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh antikorupsi terkenal Cina, Wang Qishan terpilih sebagai wakil presiden mendamping Xi Jinping setelah mendapat dukungan nyaris dengan suara bulat dari parlemen. Hanya satu suara menentang Qishan dari total 2.970 suara.
Dengan posisi barunya tersebut, Qishan yang mengundurkan diri dari pejabat tinggi Partai Komunis yang berkuasa dan posisinya sebagai kepala pengawas korupsi pada Oktober tahun lalu, diharapkan dapat memuluskan agenda urusan global ambisius Cina, termasuk mencairkan hubungan dengan Amerika Serikat.
Baca: Kongres Hapus Masa Jabatan, Xi Jinping Pimpin Cina Seumur Hidup
Dengan perang dagang yang menjulang antara Amerika Serikat dan Cina, Wang Qishan, 69, harus memanfaatkan pengalamannya sebagai pemecah masalah untuk pekerjaan itu.
Peran pasti yang akan dia mainkan dalam kaitannya dengan Xi dan anggota tim kebijakan luar negeri baru lainnya juga bisa menarik perhatian.
"Kami semua mendukung Wang Qishan untuk menjadi wakil presiden," Fang Jianqiao, seorang delegasi dari Provinsi Zhejiang di Cina timur, mengatakan sebelum pemungutan suara.
"Kemitraan dengan Presiden Xi Jinping dapat meningkatkan kontak yang lebih baik ke luar negeri," katanya. "Ini juga akan membantu memerangi korupsi dan mempromosikan pemerintahan yang bersih dengan baik."
Baca: Tiga Jam Berpidato, Xi Jinping Jabarkan Visi Cina 2050
Meski wakil presiden bukan jabatan penting di Cina, namun wang Qishan dipercaya siap mematahkan pola itu dan bertindak sebagai penasihat dan wali politik yang berpengaruh untuk Xi.
"Wang Qishan adalah salah satu tokoh terpenting di lingkaran dalam Xi, dan posisi ini memungkinkan dia mempertahankan posisi formal," kata Wu Qiang, mantan dosen ilmu politik di Universitas Tsinghua di Beijing yang sekarang bekerja sebagai peneliti independen.
"Wang Qishan akan menambahkan substansi pada peran wakil presiden. Amandemen Konstitusi telah mengangkat status kepresidenan, dan wakil presiden juga akan mendapatkan keuntungan dari itu."
Tokoh antikorupsi Cina, Wang Qishan menjadi wakil presiden Cina [ The JAPAN TIMES ]
Orang dalam partai dan para ahli mengatakan bahwa Xi ingin Wang bertindak sebagai penasihat, mungkin membantu untuk melihat kebijakan ekonomi dan upaya antikorupsi dan mengelola hubungan dengan Barat, terutama dengan Amerika Serikat. Presiden Trump telah mempertimbangkan untuk menempatkan sanksi perdagangan dan pembatasan investasi yang ketat di Cina.
Dia berpengalaman dalam berurusan dengan Amerika Serikat saat menjadi wakil perdana menteri yang memimpin pertemuan ekonomi tahunan dengan Washington.
Wang akan membawa ikatan jangka panjang dengan politisi Amerika dan pemimpin bisnis untuk tugas tersebut. Hubungannya dengan eksekutif Wall Street termasuk John L. Thornton, mantan presiden Goldman Sachs, yang tahun lalu membantu mengatur pertemuan antara Wang dan Stephen K. Bannon, mantan kepala ahli strategi Trump. Wang juga membantu mengarahkan pembicaraan perdagangan dan investasi dengan Washington.
Baca: Begini Presiden Xi Menghukum Jenderal Korup
Dia adalah individu penting dalam perjuangan Jinping melawan korupsi ketika puluhan pejabat senior dipenjara selama masa jabatannya, termasuk kepala keamanan dalam negeri, Zhou Yongkang, yang dipenjara seumur hidup.
Xi dan Wang pertama kali bertemu sekitar lima dekade yang lalu selama Revolusi Kebudayaan, ketika keduanya dikirim dari Beijing untuk menangani pemuda di pedesaan barat laut Cina.
Setelah Cina mulai melonggarkan kontrol terhadap ekonomi dari akhir 1970-an, Wang memiliki pengalaman dalam kebijakan ekonomi, dan sejak 1990-an dia mulai masuk ke tataran jabatan penting di pemerintahan, meredakan kekacauan keuangan dan mengenal pemodal di Wall Street.
Pada tahun 2003 dia dijadikan wali kota Beijing untuk menangani SARS, atau sindrom pernapasan akut parah, virus yang menyebar setelah pejabat menyembunyikan epidemi tersebut.
Sebagai wakil perdana menteri selama lima tahun dari tahun 2008, Wang adalah seorang juru runding utama dalam perundingan perdagangan dan investasi dengan Amerika Serikat. Tapi Wang tidak liberal dalam mengembangkan ekonomi Cina yang komunis.
Pada pemilihan yang berlangsung Sabtu, 17 Maret 2018, Kongres Rakyat Nasional juga dengan suara bulat menegaskan pengukuhan jabatan 5 tahun kedua bagi presiden Xi Jinping, dengan 2.970 suara mendukung.
Li Zhanshu, yang merupakan kepala staf Xi dalam masa jabatan pertamanya, juga mendapat suara bulat untuk mendukungnya menjadi ketua dewan legislatif nasional.
Parlemen pada kesempatan itu juga menyetujui sebuah rencana untuk merombak struktur pemerintah pusat, yang bertujuan untuk memangkas birokrasi, meningkatkan efisiensi dan mengakhiri perang darat. Mereka juga menegaskan kembali Xi Jinping sebagai kepala komisi nominal militer negara tersebut.
NEW YORK TIMES|SOUTH CHINA MORNING POST | ABC NEWS