TEMPO.CO, Beijing - Mantan perwira peringkat kedua tertinggi di militer Cina, Xu Caihou, 71 tahun, meninggal di sebuah rumah sakit kanker. Saat itu dia sedang menjalani penyelidikan atas dugaan menerima suap dan percaloan promosi.
Sebagai mantan Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Partai Komunis yang berkuasa, Xu adalah tokoh militer paling senior yang ditahan dalam kebijakan menumpas korupsi di partai yang diluncurkan oleh Presiden Xi Jinping.
Xu meninggal karena kanker kandung kemih akut yang telah menyebar ke seluruh tubuhnya dan kegagalan fungsi organ, kata Xinhua News Agency, 16 Maret 2015.
Dalam proses penyidikan, Xu sudah pensiun. Dia kemudian dikeluarkan dari partai pada Juni lalu dan pangkatnya sebagai jenderal dicabut. Penyelidikan pidana korupsi terhadapnya pun dihapus karena kematiannya.
Menanggapi kematian Xu, surat kabar resmi harian Rakyat Liberation Army menyebut Xu sebagai jenderal berpangkat tertinggi dalam sejarah militer yang diturunkan karena kasus korupsi.
"Reputasinya hancur oleh korupsi, serta kehidupan menyedihkan dan memalukan itu berakhir di ranjang rumah sakit," tulis harian Rakyat Liberation Army.
Selain menjadi presiden dan kepala partai, Xi juga mempunyai jabatan lain di partai dan pemerintah yang mengawasi 2,3 juta anggota Tentara Pembebasan Rakyat.
"Kematian Xu adalah momentum yang diperlukan Xi untuk berkampanye melawan pejabat korup yang kuat," kata sejarawan dan analis politik, Zhang Lifan, di Beijing.
Namun, ujar Zhang, sebelum menghadapi reaksi potensial dari kepentingan-kepentingan yang bercokol, Xi harus mempercepat langkahnya.
Xu dituduh mengambil keuntungan dari posisinya untuk mempromosikan orang-orang serta telah menerima sejumlah besar uang suap secara pribadi dan melalui keluarganya. Xu tidak pernah terlibat dalam pertempuran, menghabiskan hampir seluruh kariernya sebagai komisaris politik sebelum diangkat ke Komisi Militer Pusat pada 1999.
Phoenix Weekly, majalah berbasis di Hong Kong dengan koneksi militer yang kuat, melaporkan bahwa uang dalam jumlah besar, batu giok, permata, lukisan, dan barang antik langka telah ditemukan di rumah di Xu di Beijing. Barang tersebut sering digunakan sebagai suap untuk menghindari jejak data untuk penyidik.
THE WASHINGTON POST | MECHOS DE LAROCHA