TEMPO.CO, Roma - Paus Fransiskus meminta negara-negara Eropa untuk melakukan lebih banyak dalam menghadapi tindakan anti-semitisme. Ini karena sikap anti-semitisme itu sebagai virus yang bisa menyebarkan ide kebencian rasial menyebar.
Fransiskus mengatakan ini dalam sebuah konferesnsi di Roma, yang membahas tanggung jawab negara-negara untuk melawan semangat anti-semitisme dan kejahatan terkait.
Baca: Paus Fransiskus Nikahkan Sepasang Kru Pesawat di Cile
"Kita bertanggung jawab untuk merespon. Itu bukan sekadar pertanyaan mengenai apa penyebab tindak kekerasan dan logika aneh para pelaku, tapi juga secara aktif untuk bersiap merespon ketika itu terjadi," kata Fransiskus dalam acara yang digelar oleh Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa, Senin, 29 Januari 2018, waktu setempat.
Baca: Paus Fransiskus ke Ulama Mesir: Pertahankan Status Quo Yerusalem
Saat ini, sejumlah negara Eropa telah mengatur bahwa penyangkalan Holocaust sebagai tindakan ilegal. Holocaust merupakan tindakan Nazi untuk membinasakan bangsa Yahudi Eropa saat Perang Dunia II.
Pada pekan lalu, DPR Jerman meminta pemerintah membentuk lembaga yang menangani tindak kriminal anti-semitisme. Ini terjadi setelah ada vandalisme terhadap simbol Yahudi dan bendera Israel.
"Virus kurangnya simpati kepada sesama sangat berbahaya dan menulai di era kita saat ini. Padahal ini adalah era yang paling membuat kita dekat satu sama lain namun menjadi semakin kurang perhatian kepada sesama," kata Paus Fransiskus.
Pada 2016, Fransiskus menggelar kunjungan emosional ke bekas kamp kematian Nazi di Auschwitz. Dia juga mengunjungi sinagog di Roma dengan mengatakan alat untuk menghadapi ini adalah memelihara ingatan atas peristiwa buruk yang pernah terjadi.
Polandia, yang menjadi lokasi Auschwitz, juga mengalami anti-semitisme baru-baru ini. Misalnya, ada tayangan televisi yang menunjukkan sekelompok orang meneriakkan yel-yel 'Sieg Heil' yang berarti merayakan hari ulang tahun Adolf Hitler, pemimpin Nazi. Pada November lalu, ada sekitar 60 ribu orang berpawai di Warsawa membawa spanduk dan meneriakkan slogan "darah murni dan pikiran jernih".
Lalu ada upaya membakar sebuah sinagog di Swedia pada Desember lalu.
Ronald Lauder, presiden Kongres Yahudi Dunia, mengatakan,"Dari negara ke negara kita melihat gelombang tumbuhnya kelompok kanan jauh, ultra nasionalis, dan partai Nazi, yang mendapat dukungan publik."
Menurut Lauder, Eropa baru saat ini malah menjadi terlihat seperti Eropa pada 1930.
Paus Fransiskus secara rutin menyerukan dunia untuk melawan berbagai macam bentuk intoleransi dan rasisme terhadap semua kelompok.