TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus kembali menekankan pentingnya mempertahankan status quo Yerusalem dan mendesak pembicaraan baru antara Israel dan Palestina berdasarkan solusi dua negara. Pernyataan Paus Fransiskus itu disampaikan dalam bentuk surat yang ditujukan kepada ulama Muslim Mesir terkemuka, Ahmed al-Tayeb, Imam Besar Al-Azhar.
Pemimpin umat Katolik sedunia itu mendukung Yerusalem agar tidak menjadi bagian negara mana pun.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Vatikan pada Kamis, 18 Januari 2018, Paus menyatakan dirinya sangat menentang langkah kontraversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan memindahkan kedutaan AS ke sana dari Tel Aviv.
Baca: Lagi, Paus Minta Status Quo Kota Yerusalem Dihormati
Mengacu pada sifat unik Yerusalem, Paus Fransiskus mengatakan hanya status khusus yang dijamin oleh masyarakat internasional, yang dapat mempertahankan identitas Yerusalem.
"Hanya dengan cara itu akan memungkinkan masa depan rekonsiliasi dan harapan untuk seluruh wilayah," demikian pernyataan Paus, seperti yang dilansir Times of Israel pada 18 Januari 2018.
Baca: Paus Dukung Solusi Dua Negara Israel dan Palestina
Pernyataan Presiden Donald Trump pada 6 Desember 2017 yang mengakui Yerusalem sebagai bagian Israel, memicu protes keras oleh warga Palestina di Tepi Barat dan di sepanjang perbatasan Gaza, yang melihat bagian timur Yerusalem sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas telah secara terbuka mengecam Donald Trump atas tindakan tersebut.
Baca: Paus Pidato Soal Korea Utara dan Yerusalem, Apa Isinya?
Tahta Suci menegaskan tidak akan berhenti mendesak kelanjutan dialog antara Israel dan Palestina untuk solusi dua negara. Yerusalem, yang berisi situs-situs yang dianggap suci oleh umat Kristen, Yahudi dan Muslim, sangat penting bagi Israel dan Palestina dan Paus Fransiskus telah menyerukan agar dunia menghormati status quo Yerusalem pada Desember lalu.