TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan kontraktor pertahanan terkemuka asal Amerika Serikat, Lockheed Martin Corp mendapat kontrak modifikasi rudal anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense atau THAAD senilai US$ 459,2 juta atau setara Rp 6,1 triliun. Nilai itu diberikan sebagai tambahan dari kontrak yang telah diberikan sebelumnya untuk memproduksi THAAD dan layanan terkait.
Pentagon mengatakan pada hari Jumat, 26 Januari 2018, nilai sebesar itu untuk membiayai Lockheed untuk memproduksi dan mengirim pencegat untuk sistem THAAD.
Baca: THAAD Milik Amerika Tiba di Korea Selatan, Cina Protes Keras
Seperti yang dilansir Reuters pada 27 Januari 2018, perubahan tersebut meningkatkan nilai kontrak menjadi US$ 1,29 miliar atau Rp 17,1 triliun.
Berkantor pusat di Bethesda, Maryland, Lockheed Martin adalah perusahaan keamanan dan kedirgantaraan global yang mempekerjakan sekitar 97.000 orang di seluruh dunia dan pada prinsipnya terlibat dalam penelitian, perancangan, pengembangan, pembuatan, integrasi dan pemeliharaan sistem teknologi, produk dan layanan berteknologi tinggi.
THAAD merupakan salah satu produk andalan Lockheed Martin Corp.
Baca: THAAD Tiba di Seoul, Presiden Trump Minta Bayaran Rp 13 Triliun
THAAD adalah elemen kunci dari Sistem Pertahanan Rudal Balistik dan sangat efektif dalam melindungi militer Amerika, kekuatan sekutu, pusat populasi warga negara, dan infrastruktur penting dari serangan rudal balistik jarak pendek, menengah dan jauh.
THAAD menggunakan teknologi "hit-to-kill" Lockheed Martin. Sistem ini cepat dapat dipasarkan, mudah dimobilisasi, dan dapat dioperasikan dengan semua elemen BMDS lainnya, termasuk Patriot / PAC-3, Aegis, sensor berbasis masa depan dan sistem Command, Control, Battle Management and Communications.
Baca: Protes Amerika Soal THAAD, Cina Hukum Korea Selatan
Kemampuan unik ini membuat THAAD merupakan tambahan penting untuk arsitektur pertahanan udara dan rudal terpadu di seluruh dunia.
Angkatan Darat Amerika Serikat mengaktifkan baterai THAAD ketujuh pada Desember 2016. Lockheed mengirimkan pencerah THAAD ke-200 pada September 2017.
Uni Emirat Arab adalah mitra internasional pertama yang mendapatkan rudal anti-rudal THAAD dengan kontrak yang diberikan pada tahun 2011.