TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bom dari sepeda motor meledak di sebuah pasar padat pengunjung di Provinsi Yala, Thailand Selatan, Senin, 22 Januari 2018, menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 20 orang.
Laporan Al Jazeera menyebutkan, serangan di provinsi sebelah selatan negara itu untuk pertama kalinya menyasar kelompok muslim Melayu yang berjuang terhadap perluasan otonomi daerah.
Baca: Bom Truk Meledak di Thailand Selatan, 1 Tewas
Petugas berjaga di sekitar lokasi ledakan bom di supermarket Big C di Pattani, Thailand, 9 Mei 2017. REUTERS
"Hingga saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab, tulis Al Jazeera.
Polisi mengatakan, penyerang memarkir sepeda motor yang dililit bahan peledak dekat pasar, selanjutnya dia membeli barang dan berbaur dengan pengunjung pasar.
Provinsi Yala adalah salah satu dari tiga provinsi paling selatan di Thailand yang menjadi arena peperangan antara militer Thailand dengan muslim Melayu. Ketiga provinsi tersebut satu-satunya negara bagian yang berpenduduk muslim di negara mayoritas beragama Budha.Para pekerja mengumpulkan getah karet di provinsi Yala, Thailand, 30 Januari 2017. Permintaan karet dari Tiongkok yang cukup tinggi membuat harga karet melonjak, sementara kondisi di Thailand memasuki musim hujan sehingga produksi karetnya menurun. REUTERS/Surapan Boonthanom
Thailand yang menjajah etnis Melayu pada satu abad lalu mendapatkan perlawanan keras selama beberapa dekade dari etnis Melayu yang menuntut otonomi lebih luas, namun tuntutan tersebut dibalas dengan konflik paling berdarah pada 2004.
Baca: Empat Ledakan Melanda Thailand Selama Ramadan
Kelompok hak asasi manusia menuduh kedua belah pihak, puak Melayu maupun pasukan keamanan Thailand, telah melanggar hak asasi manusia.