TEMPO.CO, Yala - Sebuah bom aktif meledak di luar pos polisi di Pattani, Thailand, Selasa 5 Juli 2016. Ledakan tersebut menewaskan seorang polisi dan tiga polisi lainnya terluka.
Mengutip bangkokpost.com, seorang polisi setempat mengatakan bom disembunyikan di dalam sebuah mobil pickup bermuatan minyak. Ledakan memicu kebakaran besar di lokasi. Api pun menjalar ke kantor polisi yang berlokasi di stasiun Ko Mo Kaeng, kota Nong Chick, pada Selasa pagi.
Menurut keterangan penyidik, lelaki yang memarkir mobil pickup di luar stasiun tersebut melarikan diri sebelum ledakan terjadi. Ia dijemput oleh seorang pria yang membawa sepeda motor.
Sebelumnya, pada Senin 4 Juli 2016 malam, terdapat dua granat tipe M79 yang meledak di waktu berbeda. Ledakan pertama terjadi di depan masjid di pusat desa Moo 2, Bannang Sata. Empat warga terluka dan satu orang meninggal saat tiba di Yala Hospital.
Tidak lama kemudian, granat kedua meledak di atap rumah salah satu warga yang berlokasi tak jauh dari masjid. Rumah milik Mayaki Benmuslim (60) itu pun rusak. Namun, tidak ada korban jiwa ataupun warga yang terluka.
Polisi meyakini, granat ditembakkan oleh dua pria dari arah sungai Pattani. Hingga berita ini diterbitkan belum diketahui pelaku dan motif di balik kejadian tersebut.
Sementara itu, pada Minggu 3 Juli 2016, terjadi serangan bom di dekat masjid pusat Pattani yang menewaskan seorang polisi dan tiga warga terluka. Dengan demikian, dalam tiga hari berturut-turut, serangan bom di Thailand mengakibatkan dua polisi dan satu warga meninggal, sedangkan tiga polisi dan enam warga luka-luka.
Tidak hanya itu, insiden tersebut juga telah merusak beberapa bagian di jalur kereta sepanjang 20 meter, yakni antara stasiun Balo di Yala dan stasiun Rueso di Narathiwat. Direktur Kereta Api, Wutthichart Kalayanamitr, mengatakan perbaikan akan selesai dalam waktu tiga hari.
BANGKOK POST | LANI DIANA | WD