TEMPO.CO , Yala - Sebuah bom truk meledak di kawasan muslim, Thailand Selatan, Kamis, 9 Februari 2012, menewaskan seorang guru dan melukai 13 lainnya. Ini merupakan gelombang serangan paling akhir kelompok separatis di perbatasan Malaysia.
Polisi setempat menuduh pemberontak etnis Melayu sebagai pelaku ledakan bom yang diledakkan di depan kantor puskesmas di Pattani, satu dari tiga provinsi yang melakukan gerakan pemisahan wilayah.
Bom tersebut, menurut keterangan polisi, disembunyikan dalam sebuah truk pikap dan menghancurkan 10 kendaraan lainnya. "Sebanyak 13 orang terluka, tiga dalam keadaan kritis," ujar polisi.
Sementara itu, dalam sebuah serangan terpisah di Provinsi Narathiwat, dua tentara cedera ketika melakukan patroli bersamaan dengan ledakan bom yang diletakkan di pinggir jalan.
Kekerasan di kawasan muslim di Thailand Selatan belakang ini kian berkembang menyusul serangan pasukan angkatan bersenjata Thailand menembak mati empat warga desa di Pattani.
Diperkirakan lebih kurang 5.000 orang meregang nyawa sejak kelompok sparatis melakukan perlawanan pada Januari 2004 di kawasan yang didominasi umat muslim di Provinsi Yala, Pattani, dan Nawathiwat.
Kawasan ini merupakan daerah merdeka umat muslim Kesultanan Melayu hingga dicaplok oleh Thailand pada 1909. Mereka kini ingin menuntut kawasan tersebut dikembalikan baik dengan cara diplomasi maupun kekerasan seperti penyerangan ke pos militer atau peledakan bom.
REUTERS | CHOIRUL