TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Amerika Serikat memicu ketegangan di Afrin, utara Suriah, dengan memasok senjata ke kelompok militan.
"Pengiriman senjata modern oleh Pentagon tidak terkendali kepada militan pro-Amerika Serikat di utara Suriah mendukung eskalasi ketegangan dan mendorong Turki menggelar operasi khusus," bunyi pernyataan Kementerian yang dirilis kepada media, Sabtu, 20 Januari 2018.
Baca: Turki Minta Izin Rusia Gunakan Langit Afrin Gempur Pasukan Kurdi
Militer Turki menggempur posisi Kurdi PYD di Afrin, Suriah, dari Provinsi Hatay. (IHA Photo)
Menurut situs berita Abna24, pernyataan tersebut dirilis setelah Ankara mulai melakukan operasi militer melalui udara dan darat di wilayah sekitar Afrin, sebelah utara Suriah, sekaligus menjadi benteng pertahanan Unit Perlindungan Rakyat Kurdistan (YPG).
"Kelompok di bawah naungan organisasi terlarang Partai Pekerja Kurdi (PKK) itu dianggap sebagai organisasi teror oleh Turki," tulis Abna24.
Amerika Serikat telah memprovokasi aksi militer Turki dengan cara membangun pasukan perbatasan dan aktivitas lainnya di tengah ancaman disintegrasi kedaulatan Suriah. Negeri itu juga mempersenjatai kelompok militan sehingga menimbulkan reaksi negatif dari Turki.Turki memobilisasi ribuan milisi FSA dari Provinsi Hatay menuju timur Afrin, Suriah. [AP]
Beberapa hari sebelum Turki melancarkan operasi militer di utara Suriah, Washington mengklaim bahwa negaranya sama sekali tidak mendukung YPG di Afrin.
Baca: Erdogan: Gempuran Turki ke Afrin Suriah Telah Dimulai
"Kami tidak mendukung operasi di Afrin. Kami mendukung mitra kami mengalahkan ISIS di sepanjang Lembah Sungai Eufrat, khususnya di utara Abu Kamal, sisi utara Sungai Eufrat," kata juru bicara koalisi pimpinan Amerika Serikat, Kolonel Ryan Dillo.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan sebuah pernyataan berisi keprihatinannya atas operasi militer Turki di Suriah. Rusia telah menarik pasukannya dari Afrin guna mencegah potensi serangan dan melindungi ancaman terhadap pasukan Rusia.