TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Selatan mengalokasikan dana sebesar US$ 310 ribu atau setara Rp 4,2 miliar untuk unit khusus yang ditugaskan untuk melumpuhkan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un jika terjadi perang. Selain menyasar Kim Jong Un, unit itu juga bertugas untuk menyabotase fasilitas militer penting selama perang.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Rabu, 6 Desember 2017 mengatakan, pengucuran dana itu merupakan pencairan tahan awal untuk membeli peralatan bagi pasukan khusus. Peralatan tersebut mencakup pesawat tak berawak, pesawat pengintai, dan senapan mesin granat.
Baca: 10 Fakta Unik dan Rahasia tentang Kim Jong Un
"Uang itu akan digunakan untuk membeli peralatan untuk pasukan khusus ... Peralatan tersebut mencakup pesawat tak berawak, pesawat pengintai, dan senapan mesin granat," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan seperti dikutip dari Russia Today, 8 Desember 2017.
Jumlah ini, bagaimanapun, hanyalah sebagian kecil dari anggaran hampir US$ 40 miliar atau sekitar Rp 542 triliun yang diberikan kepada Kementerian Pertahanan Korea Selatan untuk tahun 2018.
Unit khusus yang disebut tim pemenggalan tersebut dibentuk oleh militer Korea Selatan berdasarkan Komando Khusus Perang pada tanggal 1 Desember. Tim tersebut terdiri dari kira-kira 1.000 tentara profesional terlatih yang terinspirasi dari US Army Rangers, Delta Force, SEAL Team Six dan Baret Hijau.
Baca: Hadapi Tekanan Ekonomi, Kim Jong Un Fokus ke Industri Kosmetik
Meskipun julukannya agak menyesatkan, unit pemenggalan kepala tidak harus ditugaskan untuk membunuh pemimpin Korea Utara sendiri. Sebagai gantinya, seorang sumber mengatakan kepada Korea Times setelah peluncuran tersebut, misi pasukan elit tersebut adalah untuk menetralisir tokoh-tokoh penting pemerintah, atau melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir dan rudal yang sangat dipertahankan.
Peluncuran tersebut terjadi beberapa hari setelah peluncuran rudal balistik Pyongyang pada 29 November. Namun, Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-Moo pertama kali merujuk pada penciptaan unit tersebut pada September lalu, setelah uji coba nuklir keenam Pyongyang.
Meski peluncuran resmi telah dilakukan dan anggaran diberikan, divisi ini akan membutuhkan waktu untuk beroperasi penuh karena kekurangan beberapa aset penting, seperti pesawat terbang rendah yang mampu mengantarkan dan menggelar tim perang khusus ke dalam wilayah Korea Utara.