TEMPO.CO, Sochi- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan mitranya Presiden Rusia, Vladimir Putin, melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon. Keduanya selama sekitar 1 jam memanfaatkan komunikasi ini untuk membahas upaya perdamaian ke Suriah, yang dilanda perang melawan kelompok teroris ISIS.
Kedua pemimpin negara raksasa dunia itu berbincang pada Selasa, 21 November 2017 dan juga membahas soal Iran, Korea Utara dan Ukraina.
Baca: Peluk Putin, Assad: Terimakasih Sudah Selamatkan Suriah
Seusai menutup teleponnya, Trump menyebutnya sebagai komunikasi yang bagus saat dia meninggalkan Gedung Putih untuk menghabiskan Hari Thanksgiving di rumah pribadinya di Florida.
Baca: Trump Bakal Minta Bantuan Putin Tekan Korea Utara
"Saya dan Putin berbicara sangat intens untuk membawa perdamaian ke Suriah dan sangat intens tentang Korea Utara," ungkap Trump, seperti yang dilansir Time pada Rabu, 22 November 2017.
Komunikasi telepon Trump dengan presiden Rusia itu terjadi sehari setelah Putin bertemu dengan Presiden Suriah Bashar Assad di Sochi Rusia.
Putin menyambut Assad di Sochi, resor Laut Hitam, menjelang pertemuan puncak akhir pekan ini dengan Turki dan Iran. Assad dipanggil ke Rusia untuk dimintai persetujuannya terkait inisiatif perdamaian yang dirancang tiga negara ini.
Assad mengucapkan terimakasih kepada Rusia karena telah menyelamatkan Suriah lewat operasi militernya menghadapi kelompok teroris ISIS. Suriha dan negara tetangganya Irak telah mendeklarasikan diri sebagai pemenang melawan kelompok ISIS.
Putin dan Assad bertemu empat mata untuk membahas situasi di Suriah dan perang melawan terorisme yang telah berlangsung selama tujuh tahun. Pertemuan Putin dan Assad berlangsung selama sekitar 4 jam, seperti dilaporkan kantor berita RIA.
Sementara itu, Kremlin mengatakan Putin mengatakan kepada Trump tentang pembicaraannya dengan Assad dan rencana penyelesaian konflik politik di Suriah. Putin juga menyerukan koordinasi upaya anti-teror dengan Amerika Serikat, termasuk konflik di Afghanistan.
Trump dan Putin berbicara secara informal beberapa kali awal bulan ini saat mereka menghadiri pertemuan puncak APEC di Vietnam. Mereka menyepakati sejumlah prinsip untuk masa depan Suriah.
Sejak perang sipil melawan ISIS pecah di Suriah tujuh tahun lalu, baru dua kali Assad ke luar negeri. Pertama, dia bertemu Putin di Moskow pada 2015. Kedatangannya tak lama setelah Rusia memulai operasi militer dengan melancarkan serangan udara ke ISIS di Suriah. Kedua, pertemuannya di Sochi ini untuk membahas Suriah setelah ISIS dinyatakan kalah di Suriah.
Perang melawan ISIS selama 7 tahun di Suriah telah menewaskan sekitar 475 ribu orang dan lebih dari 12 juta penduduk Suriah mengungsi.
Jaringan HAM Suriah mendata sekitar 26.446 anak-anak tewas sejak Maret 2011. Sebagian besar anak-anak tewas akibat serangan pasukan pemerintah Suriah, yang didukung pasukan Rusia dan Putin.
TIME | AL JAZEERA