TEMPO.CO, Berlin - Pengamat politik Jerman, Christian Hacke, mengatakan pemilu baru harus segera digelar di Jerman. Ini agar pemerintahan baru bisa setelah terbentuk setelah Kanselir Jerman, Angela Merkel, gagal membentuk pemerintahan koalisi baru pasca pemilu sekitar dua bulan lalu.
"Akhirnya! Akhir yang buruk masih lebih baik dari pada teror yang tidak berakhir," kata Hacke, yang mengajar di University of Bonn kepada Deutsche Welle, Senin, 20 Nopember 2017.
Baca: Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir
Hacke mengatakan para pemimpin partai seharusnya telah belajar dari interaksi mereka selama beberapa pekan terakhir. Publik berharap pemerintahan baru segera terbentuk tepat waktu. "Itu sebabnya pemilu baru harus dijadwalkan secepatnya," kata Hacke, yang juga mengajar di University of the German Armed Forces.
Baca: Pemilu Jerman, Unjuk Rasa Tolak AfD, Partai yang Dicap Neo-Nazi
Hacke mengkritik Merkel, yang menurut dia seharusnya bisa memimpin partai-partai calon koalisi. Caranya adalah Merkel menjelaskan sejak awal target kebijakan pemerintahan yang ingin dikerjakan pada masa pemerintahan baru nanti. "Lalu partai-partai akan mempelajarinya selama sepekan dan memberikan sinyal apakah bisa mencapai kesepakatan atau tidak," kata dia, yang juga anggota dari German Council on Foreign Relations.
Hacke mengkritik Merkel, yang menurut dia terkesan hanya ingin berkuasa menjadi kanselir dengan cara apapun. "Dari awal kanselir seharusnya sudah memahami bahwa dia tidak sedang bernegosiasi dengan empat tim dengan arah yang sama, tapi empat tim dengan arah masing-masing," kata Hacke.
Mengenai pernyatan Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, bahwa belum saatnya bicara soal pemilu baru, Hacke mengatakan cepat atau lambat presiden akan membicarakan isu besar ini jika bertemu dengan Merkel. "Ini tergantung nantinya pada pembicaraan kanselir dengan presiden," kata Hacke.
DEUTSCHE WELLE