TEMPO.CO, Jakarta - Tokyo -- Para pejabat tinggi Jepang diam-diam merasa khawatir Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bakal menyerang secara militer rezim Korea Utara tanpa berkoordinasi terlebih dulu dengan negara itu dan Korea Selatan.
Pertemuan PM Shinzo Abe dan Donald Trump pada hari ini dan besok bakal memberikan kesempatan kepada Jepang untuk menanyakan secara langsung soal hal ini.
Baca: Korea Utara Luncurkan Rudal, Berikut Reaksi Presiden Trump
"Di depan publik, Jepang selalu mendukung penuh kebijakan AS bahwa semua opsi ada di atas meja. Tapi para pejabat Jepang sekarang mencurigai AS bakalan menggunakan serangan militer terhadap Korea Utara secara terbatas," kata Tetsuo Kotani, seorang peneliti senior di Japan Institute of International Affairs, yang berbasis di Tokyo.
Baca: Korea Utara: Presiden Donald Trump Deklarasikan Perang
Uniknya, meskipun Trump dan Abe kerap berkomunikasi secara langsung, sejumlah pejabat Jepang terlihat masih tidak tahu opsi apa yang akan diambil Trump terhadap Korea Utara.
Dalam konferensi pers pada 27 Oktober 2017, Menteri Pertahanan, Itsunori Onodera memperingatkan krisis Korea Utara bakal memburuk pada akhir tahun ini karena waktu semakin habis. Pyongyang diyakini bakal merampungkan pengembangan rudal balistik berhulu ledak nuklir, yang mampu menjangkau wilayah AS.
Onodera mengatakan Trump diperkirakan bakal mengedepankan dialog hingga akhir masa tur Asia selama 12 hari ini. "Tapi jika Korea Utara terus mengembangkan senjata nuklir dan misilnya maka kita harus bersiap-siap mengenai apa yang akan terjadi," kata Onodera.
Seperti diberitakan, Trump menggelar Tur Asia 5 negara selama 12 hari yang dimulai sejak Jepang pada hari ini, lalu Korea Selatan, Cina, Vietnam dan Filipina. Trump akan bermain golf dan dilanjutkan makan malam saat mendarat di Tokyo hari ini, Ahad, 5 Nopember 2017.
Dua isu yang menjadi perhatian utama Trump adalah perdagangan dan perlucutan senjata nuklir Korea Utara.