TEMPO.CO, Jakarta - Xi Jingping menjadi pemimpin paling berkuasa di Cina setelah Mao Zedong, Bapak modernisasi Cina, setelah namanya dimasukkan dalam amandemen konstitusi Partai Komunis yang disepakati secara bulat pada Kongres ke 19 partai berkuasa di Cina.
Dalam amandemen konstitusi Partai Komunis Cina disebutkan bahwa Pemikiran Sosialisme Xi dengan Karakteristik Cina untuk Era Baru telah dimasukkan dalam konstitusi partai.
Baca: Tiga Jam Berpidato, Xi Jinping Jabarkan Visi Cina 2050
"Secara bulat kongres menyetujui bahwa pemikiran Xi Jinping... merupakan arahan untuk bertindak bagi partai di dalam konstitusi partai," ujar pernyataan partai di acara penutupan Kongres Partai Komunis Cina pada hari Selasa, 24 Oktober 2017 seperti dikutip dari Guardian.
Dengan demikian, kepemimpinan Xi tak tergoyahkan lagi di negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Di hadapan lebih dari 2.200 delegasi, Xi berujar: " Hari ini kita, lebih dari 1,3 miliar penduduk Cina, hidup dalam kegembiran dan harga diri. Tanah air kita.. memancarkan dinamika yang sangat dahsyat. Peradaban Cina kita bersinar dengan kemegahan dan kemewahan yang abadi."
Sejak Partai Cina didirikan tahun 1921, Mao satu-satunya pemimpin yang dihormati dengan apa yang terjadi pada Xi saat ini dan pemikiran Mao tetap hidup dan terpelihara. Pemikiran-pemikiran filosofi politiknya dikenal sebagai Pemikiran Mao Zedong.
Baca: Pertama Kali Hadir, Ini Kejutan Xi Jinping untuk PBB
Sedangkan Deng Xiaoping yang merupakan arsitek ekonomi Cina juga dihormati dengan memasukkan ideologinya ke dalam piagam partai sebagai Teori Deng Xiaoping. Namun pemikiran Deng dimasukkan setelah dirinya wafat pada tahun 1997.
Dengan penghormatan yang diberikan pada Xi Jinping yang masih hidup dan memimpin Cina, maka menurut penulis buku Sinocism newsletter tentang politik China, Bill Bishop, memiliki makna bahwa Xi tak tergoyahkan. "Jika anda menantang Xi, itu artinya menantang partai. Anda tentu tidak ingin melawan partai," ujar Bishop.
GUARDIAN