TEMPO.CO, New York - Presiden Cina Xi Jinping membuat kejutan dalam sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin, 28 September 2015.
Xi, yang baru pertama kali menghadiri sidang PBB sejak berkuasa tahun 2002, menjanjikan bantuan dana ke PBB sebesar US$ 100 juta untuk bantuan darurat ke negara-negara Afrika. Xi juga akan mengirimkan 8.000 pasukan penjaga perdamaian yang bersifat permanen.
Tawaran mengejutkan lainnya adalah janji Xi untuk memberikan bantuan US$ 1 miliar untuk dana bantuan perdamaian dan pembangunan PBB.
Cina sebagai negara dengan perekenomian terbesar kedua di dunia ikut bertanggung jawab terhadap keberlangsungan program dan aktivitas PBB. Sebagai negara anggota Dewan Keamanan PBB, Cina paling banyak menempatkan pasukannya dalam sejumlah operasi pasukan perdamaian PBB.
Menanggapi bantuan Cina mengirimkan pasukan perdamaian untuk PBB, Presiden Kebijakan Luar Negeri di Institut Brookings, Bruce Jones, mengatakan bantuan Cina merupakan kontribusi yang signifikan.
"Polisi merupakan satu dari sejumlah kesenjangan yang terjadi daam operasi-operasi perdamaian PBB," kata Jones, seperti dikutip dari The New York Times, Senin, 28 September 2015.
Xi tidak menjelaskan alasan pemberian bantuan dana dalam jumlah besar ke Afrika. Namun Cina diduga ingin melancarkan bisnisnya di Sudan Selatan. Cina merupakan investor terbesar di ladang minyak Sudan Selatan. Pertempuran yang kerap terjadi di negara itu, membuat produksi minyak Cina mengalami perlambatan.
Di hadapan para kepala negara di sidang majelis PBB, Xi mengatakan pengiriman pasukan perdamaian tidak akan menyelesaikan pertempuran di Afrika. "Diplomasi dan rekonsiliasi nasional, harus didukung dengan memperkuat pasukan perdamaian yang baru," kata Xi.
THE NEW YORK TIMES | MARIA RITA