TEMPO.CO, Washington DC – Penasehat politik pada masa kampanye dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Roger Stone, mencuitkan dukungannya lewat akun Twitter @RogerJStoneJr untuk transparansi dokumen pembunuhan Presiden AS, John F. Kennedy.
“Ya! Kemenangan!,” kata Stone, 65 tahun, sambil meretweet sebuah artikel online dari Washington Post berjudul “Trump Berencana Mempublikasikan Dokumen Pembunuhan JFK Meskipun Lembaga Federal Khawatir.”
Baca: Kesaksian Dokter yang Pertama Menangani JFK
Roger Stone dan Donald Trump. Nbcnews.com
Pada cuitan berikutnya, Stone mengaku telah mendesak Trump untuk merilis file rahasia JFK. “Pahlawanku,” kata Stone sambil mencuit artikel dari situs kelompok kanan Info Wars mengenai percakapannya dengan Trump.
Baca: Kisah Pembunuhan Kennedy Versi Keponakannya
Stone pernah menjabat sebagai penasehat politik bagi Trump terkait kampanye pemilihan Presiden 2016. Namun ini tidak berlangsung lama karena dia berhenti.
Selain Stone, Ketua Komite Hukum Senate dari Republik, Chuck Grassley, juga mendesak Trump untuk mempublikasikan dokumen pembunuhan JFK secara lengkap.
“Tidak ada alasan untuk menyembunyikannya lebih lanjut,” cuit Grassley. “Ini waktunya bagi rakyat Amerika dan sejarawan untuk membuat kesimpulannya sendiri.”
Lee Harvey oswald (berkaus putih)
Menurut Gerald Posner, penulis buku “Case Closed: Lee Harvey Oswald and the Assasination of JFK”, dokumen rahasia itu tidak akan mengubah fakta dari satu penembak menjadi tiga atau empat penembak yang bersembunyi di Dealey Plaza, yang terletak dekat dengan lokasi penembakan JFK.
Saksikan: Begini Posisi JFK saat Peluru Tembus Punggungnya
Posner meyakini Oswald melakukannya sendirian. Tapi dia mendukung pembukaan dokumen itu. “Agar dokumen ini mengisi fakta sejarah dalam kasus ini dan menunjukkan kepada kita bahwa FBI dan CIA sering menyembunyikan bukti-bukti,” kata dia.
Menurut Ken Hughes, peneliti di Miller Center dari University of Virginia, dokumen-dokumen rahasia itu bisa membuka keterlibatan AS dalam upaya pembunuhan Fidel Castro dan kudeta terhadap pemimpin Vietnam Selatan Ngo Dinh Diem pada 1963.
“Ada banyak bahan yang kami tunggu sebagai sejarawan,” kata Hughes, yang tertarik untuk meneliti dokumen pembunuhan John F. Kennedy.
CNN | BUDI RIZA