TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi dan Rusia baru saja menyepakati transaksi jual beli senjata dengan nilai sekitar US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 40,4 triliun. Dengan harga sangat fantastis ini, Arab Saudi mendapatkan sejumlah peralatan pertahanan canggih seperti S-400, yang merupakan sebuah rudal kendali jarak jauh dari Rusia. Selain itu, Arab Saudi juga membeli senapan Kalsahnikov AK-103, Rudal Anti Tank (9M133Kornet), Multiple rocket launcher (Peluncur Roket TOS-1), dan Automatic Greenade Launcher (Peluncur Granat IGS 30).
Berikut adalah spesifikasi senjata yang dibeli oleh Arab Saudi:
Rusia telah mengoperasikan sistem pertahanan udara S-400 Triumf yang dapat membidik 36 pesawat dalam radius 150 km. S-400 dilengkapi empat macam rudal yang berbeda jangkauannya, yaitu rudal 40N6 (jangkauan 400 km, rudal 48N6 (250 km), rudal 9M96E dan 9M96E2 (40 km dan 120 km). Rudal S-400 mampu melaju dengan kecepatan 4,8 km/detik, sehingga target sejauh 400 km dapat dihancurkan dalam waktu 83 detik saja. Triumf juga mampu menghadang rudal balistik. Sputnik/ Sergey Malgavko
1. Nama : Rudal S-400
Desain tahun : 2007
Kecepatan :4800 m/detik
variasi : 40N6 misil (400 km)
: 48N6 misil (250 km)
: 9M96E2 misil (120 km)
: 9M96E misil (40 km)
2. Nama : Senapan serbu (AK-103)
Berat : 3,4 kg
Panjang : 943 mm/700 mm
Peluru : 7.62 X 39 mm
Kaliber : 7.62 mm
Kecepatan Peluru : 715 m/detik
Amunisi : Magasin boks 30 butir
3. Nama : Rudal Anti Tank (9M133 Kornet)
Berat : 27 kg
Panjang : 1200 mm
Diameter : 152 mm
jarak tembak : 8000 m
Awal Produksi : 1994
4. Nama : Multiple rocket launcher (Peluncur Roket TOS-1)
Berat : 45,3 Ton
Panjang : 9,5 m
Kapasitas : 3 Orang pasukan
Kecepatan : 60 km/ jam
Awal Produksi : 1998
5. Nama : Automatic Greenade Launcher (Peluncur Granat IGS 30)
Berat : 16 kg
Panjang : 1165 mm
Kaliber peluru : 30 mm
Kecepatan peluru : 400 peluru/menit
Awal produksi : 1995
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al Jubair, juga membicarakan sejumlah hal substansial selain permasalahan senjata. Mereka juga ingin membangun kemitraan yang substansial antara Moskow dan Riyadh.
MUHAMMAD IRFAN AL AMIN