TEMPO.CO, Jakarta - Yong Suk Lee, Wakil Asisten Direktur CIA’S Korean Mission Center, mengatakan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, tidak melakukan tindakan provokasi melainkan sebuah tindakan rasional. Menurutnya, Kim Jong Un memiliki motif yang jelas yaitu untuk mempertahankan rezimnya.
Baca: Terungkap, Kim Jong-un Dikaruniai Anak Ke-3
Namun upaya pengembangan senjata nuklir jarak jauh itu bertentangan dengan prioritas keamanan Amerika Serikat dan sekutunya. Hal ini tentu menimbulkan konflik berkepanjangan terutama setelah rangkaian uji coba yang dilakukan akhir – akhir ini sukses.
Suasan semakin memanas setelah dalam acara Majelis Umum PBB bulan lalu Donald Trump menyatakan rezim Korea Utara sedang melakukan aksi bunuh diri. Kim Jong Un membalas pernyataan tersebut dengan janji akan membumihaguskan Amerika Serikat dan menenggelamkan Jepang.
Tindakan itu menunjukkan hilangnya rasa takut Kim Jong Un terhadap hilangnya dukungan Cina untuk negara dan pasukan militernya. Menurut Yong Suk Lee kunci untuk mencegah terjadinya konflik militer adalah dengan memahami tujuan awal Korea Utara.
Sebelumnya Menteri Pertahanan, James Mattis, dan Menteri Luar Negeri, Rex Tillerson, mengatakan Amerika Serikat terus mengupayakan solusi damai dengan Korea Utara dan Kim Jong un. Namun di sisi lain Trump juga terus menyatakan ancaman perang terhadap Korea Utara. Ini tentu menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap pecahnya perang.
CNN l KISTIN SEPTIYANI