TEMPO.CO, Seoul - Korea Selatan tengah melatih pasukan khusus untuk melacak dan membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dan penasihat terdekatnya jika Korea Utara memulai perang.
Membunuh Kim Jong-un merupakan bagian dari strategi Korea Selatan jika Korea Utara melakukan serangan lebih dulu seperti diungkap media Korea Selatan dari dokumen pemerintah.
Baca: Khawatir Dibunuh, Kim Jong-un Sewa 10 Eks Agen KGB
Selain strategi membunuh Kim Jong-un, dokumen itu memuat rencana untuk mengidentifikasi dan memberangus 1.000 target utama, termasuk senjata nuklir dan fasilitas peluncuran rudal. Bersamaan dengan itu menahan serangan dari Korea Utara.
Dokumen itu merupakan bagian dari cetak biru terbaru oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan yang diserahkan kepada Presiden Moon Jae-in berdasarkan perintahnya.
Moon mengatakan militer Korea Selatan harus siap untuk dengan cepat beralih ke posisi ofensif bila Korea Utara melakukan provokasi yang melintasi garis atau menyerang wilayah Ibu Kota.
Baca: Kim Jong-un Perintahkan Tentara yang Kelaparan Curi Jagung Warga
Dokumen itu terungkap di tengah latihan militer gabungan pekan ini oleh Seoul dan Washington sebagai latihan defensif jika terjadi serangan oleh Korea Utara.
Latihan tahunan itu melibatkan pelatihan darat dan laut. Sekitar 17.500 tentara Amerika mengambil bagian dalam latihan kali ini.
Namun para analis melihat latihan disiapkan untuk menyerang dan membunuh Kim Jong-un. "Jika Kim berhasil dibunuh maka militernya secara otomatis akan menyerah," ujar pengamat seperti dikutip dari the Independent, Kamis, 31 Agustus 2017.
Baca: Kim Jong-un: Rudal Akan Diluncurkan Lebih Banyak Lagi ke Pasifik
Rencana pembunuhan Kim Jong-un dan deputi seniornya pertama terungkap saat Washington dan Seoul memulai latihan bersama mereka pada 2015 dalam latihan yang diberi nama "Operation Plan 5015".
Kelompok riset Brookings Institute mengatakan rencana tersebut membayangkan peperangan terbatas dengan penekanan pada serangan preemptif terhadap target strategis di Korea Utara dan serangan pemenggalan kepala untuk memusnahkan pemimpin Korea Utara.
Beberapa laporan juga menyebutkan bahwa Kim Jong-un telah mengetahui rencana tersebut dengan memperketat keamanan atas dirinya.
INDEPENDENT | YON DEMA