TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan selamat dari penembakan massal di Las Vegas pada Ahad malam, 1 Oktober 2017, karena ponsel pintar iPhone miliknya.
Peluru yang ditembakkan Stephen Paddock dari kamar hotel di Mandalay Bay mengenai iPhone milik perempuan itu dan menyelamatkan nyawanya.
Baca: Pacar Tidak Tahu Motif Penembakan di Las Vegas Amerika Serikat
Perempuan yang belum diketahui identitasnya ini mengatakan kepada sopir taksinya dalam perjalanan pulang bahwa smartphone miliknya telah menyelamatkannya dari semburan peluru yang ditembakkan Stephen Paddock.
Baca: Korban Penembakan Teror Las Vegas Berdatangan, Rumah Sakit
Seorang produser eksekutif CNN, Jason K. Morrell, menyebarkan foto iPhone ini lewat akun Twitter-nya.
“Luar biasa! Peluru penembak (Las Vegas) mengenai iPhone di tangan seorang perempuan ketika dia sedang melarikan diri dari lokasi penembakan. Hanya beberapa inci dari tubuhnya – via Scott Nish,” begitu cuit Jason Morrel dalam unggahan foto yang disertai dengan hashtag #LasVegasStrong pada Selasa, 3 Oktober 2017.
Foto memperlihatkan bagian belakang sebelah bawah iPhone berwarna Rose Gold itu hancur.
Identitas perempuan ini masih misterius. Cerita saat dia memegang iPhone itu sehingga selamat juga belum bisa digali lebih detail.
Stephen Paddock menembak dari kamar 32 di Hotel Mandala Bay ketika konser musik country sedang berlangsung di seberang hotel itu. Ada sekitar 22 ribu pengunjung yang memenuhi lapangan dan mereka menjadi sasaran empuk senapan otomatis modifikasi yang digunakan Stephen.
Ini merupakan aksi penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat.
Setidaknya 59 orang tewas dan lebih dari 500 korban lainnya luka-luka akibat penembakan ini. Sekitar 20 orang lainnya berada dalam keadaan kritis dan masih di rawat di rumah sakit.
Polisi menemukan Stephen Paddock dalam keadaan tewas saat menyerbu kamarnya. Ditemukan sekitar 30 senjata api berbagai jenis di kamar hotel yang disewa Stephen. Polisi menemukan sekitar sepuluh senjata api lainnya di rumah mantan akuntan yang gemar berjudi itu.
Menurut polisi, Stephen Paddock bisa melakukan penembakan massal ini karena memodifikasi senapan semiotomatis miliknya menjadi senapan otomatis dengan memasang perangkat tertentu yang disebut bumper.
NEW YORK POST | LONDON EVENING STANDARD | DWI NUR SANTI