TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Duta besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Ingemark Traavik, disebut telah dilucuti seluruh gelar dan kekebalan diplomatiknya, serta dipanggil pulang ke Oslo setelah muncul tuduhan bahwa dia menyalahgunakan kewenangannya soal penyaluran uang bantuan luar negeri terkait salah satu wanita simpanannya di Jakarta. Laporan ini pertama kali muncul di media Norwegia, VG, Juni 2017 lalu. Berita tentang laporan itu bisa dibaca di sini.
"Dia masih bertugas sebagai diplomat dengan posisi tinggi," tulis koran VG. "Dia dapat dihadapkan pada tuduhan kriminal jika Kementerian Luar Negeri melaporkannya ke polisi."
Baca: Pernah Kunjungi Iran, Bekas PM Ini Tertahan di Bandara AS
Peristiwa perselingkuhan Duta Besar Traavik mendapat reaksi dan komentar tajam dari para ahli hukum di Norwegia setelah mereka membaca berita dari koran VG. Komentar mengenai kegiatan Duta Besar Traavik terutama terkait dengan pertanyaan mengenai transparansi manajemen penyaluran dana bantuan luar negeri Norwegia senilai miliaran kroner untuk mengatasi kemiskinan dan memacu pembangunan ekonomi di Indonesia.
"Ini adalah sebuah bendera merah yang menjadi alasan untuk menanyakan potensi adanya konflik kepentingan pribadi," kata Tina Soreide, seorang guru besar di Norwegia, kepada VG. "Harus ada investigasi mengenai ini untuk tahu apakah ada aturan yang dilanggar dan apakah ini termasuk pelanggaran pidana," ujar Mats Stenmark, seorang ahli hukum di Univesitas Oslo.
Dugaan pelanggaran ini sendiri bermula pada April 2012, ketika Stig Traavik, ditunjuk menjadi duta besar di Indonesia.
Baca: AS Kerahkan 300 Tentara ke Norwegia, Rusia Terkejut
Penunjukan diplomat berusia 46 tahun itu terjadi ketika Norwegia yang dipimpin oleh Partai Buruh tertarik mendanai upaya pelestarian hutan di negara dengan penduduk muslim terbesar di Asia Tenggara ini. Indonesia sendiri telah lama memiliki hubungan diplomatik dengan Norwegia.
Adapun Traavik adalah diplomat yang juga dikenal sebagai mantan atlet yudo Norwegia dalam Olimpiade Musim Panas pada 1992. Setelah ditunjuk menjadi diplomat, dia pindah ke Jakarta bersama istrinya beberapa bulan kemudian.
Menurut laporan VG, Traavik mulai melakukan hubungan gelap dengan seorang wanita Indonesia pada 2013. Perempuan Indonesia itu sebelumnya telah menerima bantuan dana sekitar US$ 179 ribu atau setara dengan Rp 2,4 miliar. "Dana sebesar itu untuk berbagai kegiatan kebudayaan melalui kedutaan besar Norwegia di Jakarta," tulis VG. Koran itu kemudian memuat dengan detail kaitan antara relasi perempuan itu dengan Duta Besar Traavik dan proses permohonan bantuan dana untuk dia. Setelah hubungannya dengan wanita ini berakhir, Duta Besar Traavik sempat menjalin hubungan asmara lain dengan dua wanita Indonesia lain.
Ketika VG meminta konfirmasi soal perselingkuhannya dengan perempuan Indonesia, Traavik menolak memberikan wawancara. Namun dia memberikan keterangan sebagai berikut:
"Saya telah membuat kesalahan dalam kehidupan pribadi saya. Namun laporan VG ini tidak secara akurat menggambarkan apa yang terjadi. Laporan itu dibuat berdasarkan sumber yang punya dendam pribadi pada saya," ucapnya kepada VG. Traavik menegaskan bahwa tidak ada satu pihak pun yang mendapat keuntungan secara tidak fair dari hubungan tersebut.
NEWS IN ENGLISH | CHOIRUL AMINUDDIN
Catatan Koreksi: Judul, sebagian isi dan kutipan langsung dari Duta Besar Stig Traavik dalam berita ini diubah pada Sabtu 30 September 2017 pukul 07.10 WIB untuk memperbaiki akurasi dan kesesuaiannya dengan laporan asli yang diterjemahkan. Kami mohon maaf atas kesalahan sebelumnya.