TEMPO.CO, Oslo – Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melarang warga dan pengungsi dari tujuh negara muslim berdampak pada banyak pihak.
Bahkan larangan ini menimpa bekas Perdana Menteri Norwegia Kjell Magne Bondevik.
Baca: Parodikan Foto Donald Trump, Foto PM Swedia Ini Dipuji Netizen
Seperti dilansir BBC, Sabtu, 4 Februari 2017, Bondevik mengatakan dirinya sempat ditahan selama empat jam di bandara Amerika Serikat gara-gara pernah mengunjungi Iran pada 2014.
“Mereka tetap menahan saya meski saya menggunakan paspor diplomatik dan tertulis pernah menjabat perdana menteri,” kata Bondevik kepada stasiun televisi ABC7.
Petugas imigrasi yang menahannya menegaskan bahwa insiden ini bukan karena larangan Trump terhadap warga Iran, melainkan terkait dengan aturan 2015 tentang negara-negara dengan aturan visa khusus ke AS.
“Tapi saya belum pernah mengalami masalah bepergian di Amerika Serikat hingga Trump mengeluarkan kebijakannya itu,” Bondevik menegaskan.
Insiden ini jelas membuat Bondevik terkejut dan marah.
“AS tidak perlu takut dengan bekas kepala pemerintahan negara sahabat yang sudah kerap bepergian ke AS, termasuk Gedung Putih,” ujar dia kepada stasiun televisi TV2.
Bekas perdana menteri ini bertolak ke AS untuk menghadiri doa sarapan bersama di Washington yang turut dihadiri Trump.
Selama lawatannya ke Iran, Bondevik berbicara tentang ekstremisme dalam konferensi internasional sebagai wakil The Oslo Centre, organisasi hak asasi manusia.
Iran adalah satu dari tujuh negara mayoritas muslim yang masuk daftar hitam Trump.
BBC | THE GUARDIAN | SITA PLANASARI AQUADINI