Presiden Donald Trump memberikan pidatonya pada upacara peresmian dirinya menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-45 di depan para undangan dan pendukungnya di Washington, AS, 20 Januari 2017. REUTERS
TEMPO.CO, Washington D.C. - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengutuk peluncuran rudal balistik antarbenua milik Korea Utara (Korut). Ia mengatakan hal ini mengancam dunia.
Menurut Trump, senjata tersebut serta uji cobanya akan semakin mengisolasi Korea Utara. Tindakan Korea Utara tersebut, kata Trump, juga akan melemahkan ekonomi negara itu.
"Amerika Serikat siap mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan tanah air dan melindungi sekutu kami," kata Trump dalam pernyataan tertulisnya, seperti dilansir laman berita CNN, Sabtu, 29 Juli 2017.
Amerika mendeteksi peluncuran rudal balistik antarbenua dari Korea Utara pada Jumat, 28 Juli 2017, sekitar pukul 10:45 waktu setempat. Menurut Pentagon, rudal ini diluncurkan dari Mupyong-ni dan menempuh perjalanan sekitar 1.000 kilometer sebelum menceburkan diri di perairan lepas pantai Jepang.
Pentagon dalam sebuah pernyataan menyatakan komitmen untuk membela sekutu AS seperti Korea Selatan dan Jepang dalam menghadapi ancaman dari Korea Utara yang kian marak. "Kami tetap siap membela diri dan sekutu kami dari serangan atau provokasi," tulis pihak Departemen Pertahanan Amerika itu.
Di lain tempat, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan sudah menerima laporan tentang peluncuran rudal Korut tersebut. "Saya menerima laporan bahwa Korea Utara kembali meluncurkan sebuah rudal dan mungkin mendarat di dalam zona ekonomi eksklusif," ujarnya.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan rudal yang diluncurkan oleh Korea Utara kemungkinan terbang selama sekitar 45 menit. Ia menambahkan, tidak ada kerusakan pada kapal atau pesawat terbang milik Jepang.
Ketua Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Jenderal Joseph F. Dunford Jr. dan komandan Komando Pasifik AS, Laksamana Harry Harris, langsung memanggil Kepala Staf Gabungan Korea Selatan Jenderal Lee Sun Jin setelah uji coba Korea Utara. Militer kedua negara langsung melakukan parade militer sebagai tanda menanggapi uji coba rudal itu.
Kepala staf gabungan Korea Selatan memperkirakan rudal balistik antarbenua milik Korut lebih maju dibandingkan yang diluncurkan bulan lalu. Ini berdasarkan rentang yang dilaluinya. "Ketinggiannya sekitar 3.700 kilometer dan jarak terbang sekitar 1.000 kilometer," ucap Joseph F. Dunford Jr. dalam sebuah pernyataan.