Ratusan warga Korea Selatan membentangkan poster saat melakukan aksi protes menuntuk pengunduran diri Presiden Park Geun-hye di Seoul, Korea Selatan, 12 November 2016. Polisi memperkirakan 170.000 warga Korea Selatan menuntut pengunduran diri Presiden Park Geun-hye. (Jeon Heon-kyun/Pool Photo via AP)
TEMPO.CO, Seoul- Tim penyidik Korea Selatan segera memeriksa Presiden Park Geun-hye dalam kasus skandal korupsi yang diduga diotaki sahabatnya, Choi Soon-sil, dan dua mantan penasihatnya bernama An Chong-bum dan Chung Ho-sung.
Menurut jaksa Lee Young-ryol, bukti sudah cukup untuk mendakwa Choi dan An melakukan penyalahgunaan kekuasaan, penipuan, dan pemaksaan. Dan Chung dijerat dakwaan membocorkan dokumen-dokumen rahasia negara ke Choi melalui e-mail, telepon, dan faksimile.
Park akan menjadi presiden pertama yang sedang berkuasa akan diusut sebagai tersangka, mengutip dari CNN, Minggu, 20 November 2016.
Namun, kata Lee, konstitusi Korea Selatan tidak membolehkan seorang presiden yang sedang berkuasa didakwa dalam kasus kejahatan termasuk korupsi. "Namun jaksa akan melanjutkan pemeriksaan Park Geun-hye," kata Lee.
Menurut konstitusi Korea Selatan, seorang presiden hanya bisa diseret ke muka pengadilan jika terlibat kasus pengkhianatan terhadap negara atau makar.
Namun aksi unjuk rasa pekan lalu yang diikuti sedikitnya satu juta orang menuntut Presiden Park mundur dari jabatannya. Aksi protes yang digelar di sekitar kompleks kepresidenan merupakan aksi terbesar yang pernah terjadi dalam beberapa dekade terakhir.
Selama empat tahun Park menjalankan pemerintahan, Choi dijuluki presiden bayangan. Munculnya julukan itu setelah terungkap tentang Choi yang mengedit pidato-pidato Park. Choi juga mendapat akses membaca dokumen-dokumen rahasia negara, hingga memanfaatkan kedekatannya dengan Park untuk mendapatkan dana miliaran dolar Amerika Serikat dari perusahaan-perusahaan raksasa untuk kepentingan yayasan yang didirikannya.
Choi sebagai pemimpin satu komunitas gereja yang dinamai Eternal Life Church, berperan sebagai pemimpin spiritual Presiden Park.
Aparat penegak hukum Korea Selatan menangkap Choi pada awal November lalu. Dua penasihat Park, An dan Chung, dipecat.
Presiden Park beberapa kali memohon maaf kepada rakyatnya. Begitu juga Choi meminta maaf. "Permohonan maaf saya kepada masyarakat. Mohon maafkan saya," kata Choi.
Park kemudian memerintahkan sepuluh sekretaris seniornya mengundurkan diri. Park juga memecat perdana menteri Hwang Kyo-ahn. Ia digantikan dengan Kim Byong-joon, seorang profesor di Universitas Kookmin di Seoul.