AS Batal Jual Senjata ke Filipina  

Reporter

Selasa, 1 November 2016 16:16 WIB

Rodrigo Duterte. REUTERS

TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Amerika Serikat membatalkan penjualan senjata ke Filipina menyusul perselisihan antara Washington dan Manila. Pembatalan ini sebagai jawaban Amerika atas kebijakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam pemberantasan narkoba yang dianggap melanggar hak asasi manusia (HAM).

Dalam kesepakatan sebelumnya, polisi nasional Filipina akan menerima sekitar 26 ribu senapan serbu untuk membantu Presiden Duterte dalam memerangi perdagangan narkoba.

Baca:
Dikunjungi SBY, Wiranto Bantah Bahas TPF Munir
Pertama Kali, Putri Bungsu Presiden Putin Tampil di Publik

Senator Ben Cardin dari Partai Demokrat yang mengetuai Komite Senat Hubungan Luar Negeri, menentang kebijakan Duterte. Menurut sumber di Senat, Cardin menyuarakan penentangannya terhadap kesepakatan setelah menerima prenotification dari Kementerian Luar Negeri.

Informasi pembatalan penjualan senjata muncul sehari setelah Presiden Duterte mengumumkan niatnya untuk memutuskan kerja sama militer dan ekonomi dengan Amerika, serta menyerukan personel militer Amerika untuk meninggalkan Filipina.

Presiden Duterte, 71 tahun, mengatakan Washington harus berhenti memperlakukan Manila seperti "anjing yang diikat tali." Pernyataan keras Presiden Duterte tersebut dibuat menyusul serangkaian kecaman dari Amerika terkait dengan kebijakan perang terhadap narkobanya.

Lebih dari 2.000 orang telah tewas selama perang terhadap narkoba di Filipina, yang dimulai pada akhir Juni, ketika Presiden Duterte mulai menjalankan pemerintahan.

INQUIRER | PRESS TV | YON DEMA

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

3 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

6 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

6 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

8 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

17 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

21 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

23 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

1 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

1 hari lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya