4 Negara Timteng Ini Pemasok Utama Truk Toyota untuk ISIS  

Reporter

Senin, 24 Oktober 2016 09:46 WIB

Militan ISIS saat melakukan konvoi dengan mengenakan mobil bak Toyota. nydailynews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Toyota di Jepang merilis daftar nama pelanggan utamanya yang membeli truk pikap yang belakangan diketahui dikirim untuk milisi ISIS di Irak dan Suriah. Toyota menyebut nama empat negara dari Timur Tengah yang mensuplai truk pikap untuk ISIS, yakni Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Yordania.

Menurut daftar nama pembeli yang terdaftar di perusahaan Toyota di Jepang seperti dikutip dari Al-Alam, 23 Oktober 2016, Arab Saudi membeli 22.500 unit truk, Qatar sebanyak 32 ribu unit truk, Uni Emirat Arab membeli 11.650 unit truk, dan Pasukan Yordania membeli 4.500 unit truk. Khusus Yordania, pembayaran dilakukan sejumlah bank di Arab Saudi sebagai pinjaman.

Baca:
Bertemu Pasukan Irak, Ucapan Anak Mosul Ini Mengharukan
Disandera 4,5 Tahun, WNI Bebas dari Perompak Somalia
Milioner Richard Branson Ungkap Niat Balas Dendam Trump

Dari jumlah unit truk pikap yang dibeli empat negara di kawasan Timur Tengah itu, sebagian besar untuk dikirimkan ke teroris ISIS di Suriah dan Irak. Menurut beberapa sumber, ISIS saat ini memiliki lebih dari 6.000 unit mobil Toyota.

Sebelumnya, pasukan Amerika Serikat mengumumkan keingintahuan untuk membuktikan bagaimana ISIS mendapatkan kendaraan itu. Namun, informasi lebih lanjut menjelaskan, Washington sendiri ternyata telah terlibat untuk mengekspor ratusan truk pikap ke Suriah.

Pemberitaan ABC pada 6 Oktober 2015 menyebutkan pejabat anti-teror Amerika telah meminta Toyota untuk membantu memastikan cara ISIS mendapatkan truk pikap dan SUV di Suriah, Irak, dan Libya.

Toyota dalam jawabannya mengatakan tidak mengetahui cara ISIS mendapat kendaraan. Toyota menjelaskan, telah mengarahkan seluruh cabangnya untuk mematuhi prosedur dan integritas perusahaan.

"Kebijakan ketat untuk tidak menjual kendaraan yang berpotensi pembelinya mungkin menggunakan atau memodifikasinya untuk aktivitas paramiliter atau teroris," kata Ed Lweis, Direktur Kebijakan Publik dan Komunikasi Toyota, yang berkantor di Washington.

Selain mensuplai truk pikap Toyota, sejumlah negara Teluk diduga kuat mensuplai ISIS di Suriah dengan peralatan perang.

"Negara-negara Arab telah membeli senjata dari Barat untuk sejumlah kelompok teroris di Suriah untuk digunakan di kawasan utara dan selatan negara itu," kata sumber kepada situs berita Palestina, Al-Manar.

Seolah menjawab dugaan ini, pada Oktober 2015, Arab Saudi mengumumkan negaranya telah mensuplai senjata rudal antitank dalam program TOW kepada milisi di Suriah. Senjata itu digunakan pasukan Suriah yang didukung pasukan angkatan udara Rusia dalam pertempuran di Suriah.

Kepada BBC, pejabat Arab Saudi membenarkan pengiriman 500 rudal antitank TOW untuk milisi Pasukan Pembebasan Suriah (FSA).

ALALAM | ABC | MARIA RITA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya