TEMPO.CO, Kafer, Mosul - Aysha, 10 tahun, menangis tersedu saat menyaksikan pasukan pemerintah Irak memasuki desanya, Kafer, sekitar 18 mil dari Mosul. Anak ini tidak menyangka pasukan Irak datang ke desanya yang selama ini dikuasai milisi ISIS. Dan, sudah tiga hari Aysha dan warga Desa Kafer kehabisan makanan maupun minuman.
"Saya berterima kasih sekali kepada Anda, saya kira Anda tidak akan pernah datang untuk kami," kata Aysha meneteskan air matanya.
Saat itu, pasukan Irak baru saja tiba dengan membawa makanan dan minuman. Sejak awal pekan lalu, Irak bersama pasukan Kurdi dan koalisi bertempur melawan milisi ISIS di Mosul.
Baca:
ISIS Bunuh Ratusan Anak dan Enam Pria di Duma, Suriah
ISIS Tembak Mati 284 Pria dan Bocah di Mosul, Irak
Aysha begitu emosional mengetahui pasukan Irak tiba di Desa Kafer. Ia menuturkan, ayahnya telah dibunuh ISIS yang masuk ke Mosul pada 2014. "Ayah saya dibunuh teroris itu," ujarnya.
Selain ayahnya, Aysha menjelaskan, banyak anak dari desa itu diculik dan tidak ada kabar sampai sekarang. "Beberapa di antara mereka meninggal," tuturnya. "Ibu saya menyerahkan uang dan perhiasannya dan kami tak punya apa-apa lagi."
Pasukan Irak tampak mengelus kepala Aysha dan mencium kepalanya saat Aysha menuturkan penderitaannya. Kamera Daily Mirror, 23 Oktober 2016, menangkap momen menyedihkan dari gadis kecil itu.
"Terima kasih, terima kasih. Saya akan mencium kaki kalian," ujar Aysha.
Lebih dari 25 ribu pasukan Irak yang dibantu pasukan Kurdi dan koalisi berusaha membebaskan Mosul dari kekuasaan ISIS. Mosul yang berpenduduk sekitar 1 juta jiwa diperkirakan akan dikuasai kembali oleh pasukan Irak dalam beberapa pekan ini.
Mosul merupakan benteng pertahanan terakhir ISIS di Irak. Selama dua tahun menguasai Mosul, ISIS telah membunuh, menyiksa, memperkosa, dan melakukan kejahatan lain. Ribuan milisi ISIS diperkirakan bertempur di Mosul.
MIRROR | MARIA RITA