Bertemu Menlu Filipina, Retno: Keselamatan 7 WNI yang Utama  

Reporter

Jumat, 1 Juli 2016 15:34 WIB

Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi (kiri) bersama Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Rivas Yasay di Manila, Kamis, 1 Juli 2016. (Foto: Portal Kemlu RI)

TEMPO.CO, Manila - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu mitra kerjanya Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Rivas Yasay Jr. hari ini, 1 Juli 2016.

Yasay yang baru kemarin dilantik sebagai menteri luar negeri, membahas masalah penyanderaan tujuh warga Indonesia oleh kelompok milisi Abu Sayyaf.

"Pertemuan dengan Menteri Yasay sangat penting untuk upaya pembebasan para sandera," kata Retno seperti dikutip dari Channel News Asia seusai pertemuan.

Menurut Retno, dua belah pihak telah sepakat untuk mengintensifkan komunikasi dalam upaya membebaskan para sandera. Ia juga menjelaskan bahwa Indonesia tidak menoleransi kasus penyanderaan seperti ini.

Keselamatan nyawa pembebasan tujuh sandera warga Indonesia adalah prioritas utama dalam proses pembebasan.

Berdasarkan informasi yang diterima pada Selasa lalu, kata Retno, tujuh warga Indonesia diculik di Pulau Jolo. Mereka dikabarkan dalam kondisi baik.

Retno juga memohon pemerintah Filipina memberikan jaminan keselamatan di perairan laut Sulu.

Yasay menegaskan garis kebijakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk mengakhiri semua kegiatan kriminal di perairan Sulu. Filipina akan bekerja dengan pejabat Indonesia terkait dengan perairan Sulu.

Kedua menteri setuju untuk mempererat kerja sama dengan membentuk apa yang dinamakan "koridor lintas laut". Ini demi mengamankan Laut Sulu.

Perairan Sulu merupakan kawasan strategis yang menjadi lintasan kapal-kapal pengangkut batu bara dari Indonesia ke Filipina. Hampir 96 persen suplai batu bara untuk kawasan selatan Filipina berasal dari Indonesia.

Kesepakatan lainnya, keduanya akan membentuk satu Komisi Gabungan Kerja Sama Bilateral dalam tahun ini, dan sepakat mempercepat negosiasi pembatasan landas kontinen antar-kedua negara.

Adapun Indonesia menyarankan pembentukan kelompok kerja permanen tentang maritim dan samudra dengan segera menggelar pertemuan segera, dan mengharapkan ratifikasi proses Kesepakatan Penetapan Tapal Batas Maritim terhadap Zona Ekonomi Eksklusif dapat secepatnya dirampungkan.

CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA

Berita terkait

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

10 jam lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

18 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

1 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

2 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

2 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

2 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

9 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

9 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya