UNHCR: 65,3 Juta Orang Mengungsi pada 2015

Reporter

Rabu, 22 Juni 2016 10:36 WIB

Seorang pengungsi Suriah mencoba untuk bernapas sambil berdiri di antrean untuk mendaftar mendapatkan izin masuk di stadion nasional pulau Kos, Yunani, 12 Agustus 2015. REUTERS/Alkis Konstantinidis

TEMPO.CO, Jenewa - Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) menyatakan 65,3 juta orang mengungsi ke seluruh penjuru dunia selama 2015. Sebagian besar pengungsi itu kabur dari perang tapi harus berhadapan dengan permasalahan hukum serta xenofobia (ketakutan atau penolakan terhadap orang dari negara lain) sesampainya di perbatasan.

Jumlah ini meningkat dari angka 59,5 juta pengungsi pada 2014 dan meningkat 50 persen dalam jangka lima tahun terakhir. Itu berarti satu dari setiap 113 orang di bumi kini merupakan pengungsi atau imigran.

Perang di Suriah, Afganistan, Burundi, dan Sudan Selatan berdampak pada pengungsian massal yang mencapai angka 21,3 juta orang, setengahnya adalah anak-anak. Rekor tertinggi pengungsi itu muncul dalam laporan UNHCR “Global Trends” yang dirilis dalam rangka Hari Pengungsi Dunia.

“Para pengungsi dan imigran menyeberangi Laut Mediterania dan tiba di pesisir Eropa membawa pesan kepada kita bahwa jika Anda tidak menyelesaikan masalah, masalah akan datang,” ungkap Komisioner UNHCR Fillipo Grandi, Sabtu, 18 Juni 2016.

Grandi mengatakan butuh langkah politik untuk menghentikan konflik yang dapat menjadi langkah pencegahan terbesar untuk menanggulangi jumlah pengungsi yang semakin meningkat. "Sangat menyedihkan butuh waktu lama bagi penduduk negara industri untuk memahami hal itu,” lanjutnya.

Pada tahun lalu juga tercatat rekor dua juta pengajuan izin oleh para imigran kepada sejumlah negara industri. Sekitar 100 ribu di antaranya berasal dari anak-anak yang tidak didampingi atau terpisah dari orang tua. Jumlah ini meningkat tiga kali lipat dari 2014 dan merupakan angka tertinggi di sejarah.

Jerman menempati posisi pertama dengan 441.990 orang imigran, sepertiganya datang dari Suriah. Amerika Serikat menyusul dengan 172.700 orang imigran. Banyak dari mereka terlibat kasus narkoba dan kekerasan geng di Meksiko dan Amerika Tengah.

Negara berkembang masih menjadi penampung 86 persen pengungsi dunia. Turki telah menampung 2,5 juta pengungsi Suriah. Posisi kedua dan ketiga ditempati Pakistan dan Libanon.

Menurut Grandi, para imigran semakin menghadapi kesulitan dan sentimen anti-orang asing. Masalah xenofobia yang meningkat menjadi fitur utama yang membedakan permasalahan dunia saat ini.

“Halangan terjadi di mana-mana dan bukan hanya soal perbatasan. Namun mengenai pembatasan legislatif yang terus muncul, termasuk di negara industri yang telah lama menjadi pembela hak asasi manusia, khususnya terkait dengan masalah imigran,” katanya.

Setelah negara-negara Balkan menutup perbatasan, Turki dan Uni Eropa (EU) menandatangani perjanjian yang membawa jutaan pengungsi serta imigran datang ke Eropa pada 2015. “Tidak ada rencana B untuk Eropa, Eropa akan terus menerima pengungsi dan imigran. Semua harus berbagi tanggung jawab sekarang.”

REUTERS | IDKE DIBRAMANTY | TJANDRA DEWI

Berita terkait

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

18 Desember 2023

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.

Baca Selengkapnya

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

26 Oktober 2023

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.

Baca Selengkapnya

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

17 Agustus 2023

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat

Baca Selengkapnya

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

23 Juli 2023

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.

Baca Selengkapnya

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

1 April 2023

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.

Baca Selengkapnya

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

6 Maret 2023

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.

Baca Selengkapnya

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

14 Desember 2022

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.

Baca Selengkapnya

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

28 Januari 2022

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.

Baca Selengkapnya